(0721) 8030188    [email protected]   

Fabrikasi dan Karakterisasi Scaffold Serat Sutra Bombyx mori Dilapisi Kalsium dan Fosfat untuk Aplikasi Rekayasa Jaringan Tulang


Fraktur tulang merupakan salah satu kasus yang masih cukup sering terjadi di Indonesia. Penanganan fraktur tulang saat ini dilakukan melalui pengobatan regeneratif melalui rekayasa jaringan menggunakan perancah (scaffold) tulang. Serat sutra Bombyx mori merupakan polimer alami yang dapat digunakan sebagai material scaffold karena memiliki kekuatan mekanik yang baik dan bersifat biokompatibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perancah tulang menggunakan serat sutra dari ulat sutra (Bombyx mori) yang dilapisi dengan kalsium dan fosfat (CaP) untuk rekayasa jaringan tulang. Penggunaan kalsium dan fosfat sebagai pelapis berfungsi untuk meningkatkan sifat osteokonduktif perancah serat sutra. Fabrikasi scaffold serat sutra dilakukan dengan metode freeze drying sedangkan pelapisan CaP dilakukan melalui metode perendaman dalam larutan prekursor CaCl2 dan Na2HPO4. Variasi penelitian yaitu pada lama waktu perendaman yang terdiri dari 3 variasi, yaitu 9, 12, dan 15 jam. Karakteristik terkait gugus fungsi, fasa serta morfologi dari hasil pelapisan CaP dianalisis dengan menggunakan FTIR, XRD, dan SEM-EDX. Dilakukan juga perhitungan terkait banyaknya lapisan CaP yang menempel pada scaffold serat sutra. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pertambahan massa lapisan dengan masing-masing variasi sebesar 16,91; 21,65; dan 32,10%. Keberadaan gugus fungsi fosfat ditunjukkan pada hasil analisis FTIR dengan kemunculan panjang gelombang pada 1021 cm-1 pada ketiga variasi. Pada hasil uji XRD menunjukkan fasa kalsium fosfat β-trikalsium fosfat pada puncak 25˚ dan 31˚ dalam bentuk amorf. Adanya lapisan CaP diperkuat oleh analisis morfologi SEM yang memberikan visualisasi bentuk lapisan bulat berlubang yang berpotensi sebagai tempat melekatnya sel-sel tulang sehingga scaffold mampu memberikan sifat osteokonduktif. Selain itu, hasil EDX juga memvalidasi keberadaan CaP pada variasi 15 jam dengan rasio Ca/P sebesar 1,36. Kesimpulan penelitian ini yaitu lama waktu perendaman memengaruhi jumlah lapisan CaP yang terbentuk dengan hasil karakteristik yang cukup berpotensi dalam hal osteokonduktivitas.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409180144

Keyword
fraktur tulang freeze dry scaffold serat sutra