KONSOLIDASI TANAH PADA SISTEM SALURAN DRAINASE DALAM UPAYA PENANGANAN BANJIR (STUDI KASUS : KELURAHAN WAY DADI, KECAMATAN SUKARAME, KOTA BANDAR LAMPUNG)
Banjir merupakan salah satu bencana yang paling banyak melanda daerah perkotaan. Kota Bandar Lampung termasuk dalam kategori daerah rawan banjir, daerah yang sering terjadi banjir di Kota Bandar Lampung yaitu Kecamatan Sukarame, khususnya di Kelurahan Way Dadi. Terdapat dua jalan di Kelurahan Way Dadi yang menjadi lokasi terdampak banjir yaitu Jalan Jambu dan Jalan Manggis. Terjadinya banjir di Kelurahan Way Dadi disebabkan oleh buruknya sistem saluran drainase dan banyaknya penyumpukan sampah yang menghambat aliran air hujan pada drainase. Saluran drainase memiliki peran penting sebagai sarana pengaliran air untuk mencegah luapan genangan air di permukaan tanah, sehingga optimalisasi saluran drainase merupakan salah satu upaya dalam penanggulanagan bencana banjir yang terjadi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menata ulang sistem saluran drainase pada daerah terdampak banjir yang didasarkan pada analisis hidrologi yang merupakan suatu analisa awal untuk mengetahui besarnya debit yang akan dialirkan sehingga dapat ditentukan dimensi saluran drainase. Metode yang digunakan dalam penentuan intensitas hujan untuk menghasilkan debit perencanaan dalam analisis hidrologi yaitu metode mononobe dengan distribusi Log Pearson Type III. Penataan ulang sistem saluran drainase dilakukan dengan cara konsolidasi tanah pada sistem saluran drainase dengan penambahan dimensi saluran yang membutuhkan adanya lahan yang tersedia yaitu dengan pengadaan tanah. Estimasi nilai konsolidasi tanah berdasarkan perhitungan biaya ganti rugi yang didapatkan dari peta zona nilai tanah dari Badan Pertanahan Nasional yang divalidasi dengan penilaian lahan menggunakan metode pendekatan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model konseptual desain saluran drainase yang mampu menampung debit hujan rencana berdasarkan kondisi hidrologi di Jalan Jambu dan Jalan Manggis yang terdampak banjir serta meninjau biaya yang diperlukan dalam pengadaan tanah yang dilakukan.
Penelitian ini menghasilkan sebuah model konseptual konsolidasi tanah berupa perencanaan penambahan dimensi yaitu pada lebar dan kedalaman saluran dengan jenis saluran terbuka. Dimensi saluran di Jalan Jambu dilakukan penambahan ukuran kedalaman saluran menjadi 2 meter dan lebar saluran menjadi 1 meter, sedangkan di Jalan Manggis dilakukan penambahan dimensi ukuran kedalaman saluran 2,5 meter dan lebar saluran menjadi 1 meter. Pelebaran saluran drainase yang dilakukan membutuhkan adanya lahan yang tersedia sebesar 676 m^2 dari kedua ruas jalan di Jalan Jambu sepanjang 155 meter dan Jalan Manggis sepanjang 183 meter. Pengadaan tanah dilakukan dengan menggunakan harga nilai tanah per m^2 sebesar Rp.1.000.0000-Rp.10.000.000 yang menghasilkan total biaya ganti rugi pada pengadaan tanah sebesar Rp.1.916.000.000-Rp.3.832.000.000 dari dua zona nilai tanah.
Kata Kunci : Analisis Hidrologi, Banjir, Drainase, Konsolidasi
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2409030004
Keyword
Konsolidasi Tanah Analisis Hidrologi