TINGKAT KESIAPAN KAMPUNG PECINAN SEBAGAI KAWASAN PARIWISATA BUDAYA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki keanekaragaman suku, agama, tradisi, adat istiadat, dan budaya, salah satunya di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung memiliki budaya yang beragam dari suku asli Lampung, Bugis, Sunda, Jawa, Tionghoa, serta peninggalan-peninggalan berupa benda maupun bangunan bersejarah. Kelenteng Thay Hin Bio merupakan peninggalan etnis tionghoa yang saat ini masih menjadi tempat peribadatan bagi umat Buddha se-Provinsi Lampung yang terletak di kawasan Kampung Pecinan, Bandar Lampung. Kampung Pecinan yang biasa dikenal sebagai Chinatown adalah daerah di kota yang banyak dihuni oleh penduduk keturunan Tionghoa atau memiliki budaya Tionghoa yang kental. Biasanya, kawasan pecinan memiliki karakteristik unik yang mencerminkan warisan budaya komunitas Tionghoa. Pada kawasan tersebut juga terdapat vihara-vihara yang juga kental akan nilai budayanya dan memiliki karakter serta keunikan tersendiri seperti vihara Amurwa Bhumi Graha, Vihara Nagasena, dan Vihara Maytreya Giri. Selain memiliki bangunan bersejarah, terdapat juga aktivitas perdagangan dan jasa yang menyajikan berbagai kuliner lokal maupun kuliner khas Tiongkok serta terdapat sentra oleh-oleh khas Lampung yang menarik. Namun, pemerintah Kota Bandar Lampung belum menyatakan kawasan Kampung Pecinan sebagai kawasan pariwisata budaya yang keberadaannya perlu dilestarikan. Karena jika tidak dilestarikan akan mengalami pergeseran bahkan budaya tersebut akan hilang oleh pertambahan jumlah penduduk dan akulturasi budaya etnis Tionghoa dan masyarakat lokal. Sehingga, dikhawatirkan akan membuat nilai-nilai budaya asli Tionghoa tersebut mengalami pergeseran bahkan hilang dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan masalah yang ada, dapat ditarik pertanyaan penelitian yaitu bagaimana tingkat kesiapan Kampung Pecinan sebagai kawasan pariwisata budaya di kota Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat karakteristik dari aspek tangible dan intangible, mengidentifikasi potensi supply berdasarkan aspek 4A pariwisata (daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas, dan kelembagaan) dan demand berdasarkan perspektif wisatawan, serta mengidentifikasi tingkat kesiapannya menjadi kawasan pariwisata budaya. Pengumpulan data pada penelitian ini terbagi menjadi primer (observasi, wawancara, kuesioner) dan sekunder (studi literatur, survei instansi). Data yang didapat akan diolah dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif (skoring). Berdasarkan hasil analisis dengan melihat variabel yang ada dapat disimpulkan bahwa skor yang didapat masuk kedalam interval dengan kategori SIAP. Artinya, Kampung Pecinan SIAP untuk dijadikan kawasan pariwisata budaya yang menarik di Kota Bandar Lampung.
Kata Kunci : Pariwisata Budaya, Kampung Pecinan, Vihara Thay Hin Bio.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2408300038
Keyword
Pariwisata Budaya Kampung Pecinan Vihara Thay Hin Bio