ESTIMASI SUMBERDAYA DAN SEJARAH BATUGAMPING PADA FORMASI MANUMBAR DI KAUBUN KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Formasi Manumbar terdiri atas litologi batupasir, batulanau, napal dan
batugamping. Batugamping adalah komoditas tambang yg cukup besar di
Indonesia. Karena batugamping dapat dimanfaatkan menjadi bahan galian yang
ekonomis, maka diperlukan suatu kajian atau penaksiran perhitungan mengenai
jumlah sumberdaya batugamping. Ada dua metode yang bisa digunakan dalam
penaksiran sumberdaya batugamping yaitu metode penampang dan metode
kontur. Penelitian bertujuan untuk menentukan jenis batugamping pada daerah
penelitian, menghitung volume sumberdaya batugamping dengan metode
penampang dan metode kontur, membandingkan perbedaan estimasi sumberdaya
batugamping antara metode penampang dan metode kontur dan merekontruksi
keterbentukan batugamping pada Formasi Manumbar. Penelitian menggunakan
analisis sayatan tipis dan estimasi sumberdaya batugamping menggunakan metode
penampang dan metode kontur dengan pedoman perubahan bertahap. Hasil
analisis sayatan tipis pada daerah penelitian terdiri batugamping wackestone dan
batugamping kristalin. Hasil estimasi volume total batugamping dengan metode
penampang dengan penarikan penampang arah 214° diperoleh kurang lebih 33.5
juta ton dan penarikan penampang arah 304° kurang lebih 33.9 juta ton sedangkan
estimasi batugamping menggunakan metode kontur dengan interval kontur 1 m
didapatkan kurang lebih 34.1 juta ton kemudian interval kontur 6,25 m didapatkan
kurang lebih 33.7 juta ton dan hasil estimasi menggunakan interval kontur
didapatkan kurang lebih 33.5 juta ton. Hasil estimasi sumberdaya batugamping
menggunakan metode penampang yang membandingkan arah penampang searah
strike batuan 214° dengan arah penampang tegak lurus terhadap strike batuan
304°, dihasilkan penampang tegak lurus terhadap strike lebih besar. Sedangkan
estimasi sumberdaya batugamping menggunakan metode kontur yang
membandingkan 3 interval kontur yang berbeda dari 1 m, 6.25m, dan 12,5 m
diperoleh interval kontur 1 m memiliki volume sumberdaya batugamping yang
lebih besar. Hasil perhitungan metode penampang dan kontur menunjukkan
bahwa metode penampang menghasilkan volume yang lebih kecil daripada
metode kontur. Metode penampang hasil perhitungan volume yang lebih kecil
karena tidak dapat mempresentasikan detail topografi pada daerah penelitian
dengan baik sehingga menghasilkan volume yang kecil. Berdasarkan keterdapatan
fosil pada batugamping di Formasi Manumbar berumur Miosen Tengah
merupakan hasil deposisi dari Formasi Lebak yang berumur Oligosen-Miosen
Awal.
Kata Kunci: Batugamping, estimasi sumberdaya, metode penampang, metode
kontur
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2408300032
Keyword
Batugamping, estimasi sumberdaya, metode penampang