Daun seledri (Apium graveolens L.) dan kulit buah delima merah (Punica granatum L.) merupakan bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan masyarakat sebagai pengobatan tradisional. Obat tradisional yang beredar harus memenuhi persyaratan keseragaman mutu, keamanan, dan khasiatnya. Upaya dalam memenuhi persyaratan mutu tersebut yaitu dilakukan standardisasi bahan baku obat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan standardisasi mutu simplisia dan ekstrak etanol daun seledri dan kulit buah delima merah dalam ruang lingkup parameter spesifik dan nonspesifik. Identifikasi metabolit sekunder pada kedua simplisia dan ekstrak positif mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan steroid/triterpenoid. Hasil parameter spesifik dan nonspesifik simplisia daun seledri dan kulit buah delima merah secara berturut-turut adalah kadar sari larut air (6,75% ± 0,79; 10,84% ± 0,47), kadar sari larut etanol (5,88% ± 2,22; 14,88% ± 5,5), susut pengeringan (7,49% ± 2,48; 8,42% ± 1,11), dan kadar abu total (4,85% ± 0,07; 1,64% ± 2,46), serta kadar air (9,42% ± 0,67; 7,98% ± 0,01). Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun seledri (7,15% ± 0,30), sedangkan kadar fenol total ekstrak kulit buah delima merah (67,17% ± 4,47). Parameter nonspesifik ekstrak daun seledri dan kulit buah delima merah secara berturut-turut meliputi susut pengeringan (9,93% ± 3,00; 13,62% ± 2,38), kadar abu total (8,64% ± 1,01; 0,05% ± 0,05), dan kadar air (5,92% ± 2,86; 9,77% ± 3,07). Hasil standardisasi parameter spesifik dan nonspesifik pada simplisia dan ekstrak kedua tumbuhan memenuhi parameter standar Farmakope Herbal Indonesia, terkecuali kadar sari larut air di kedua simplisia, kadar flavonoid total ekstrak daun seledri, dan susut pengeringan ekstrak kulit buah delima merah.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2407240048
Keyword
Standardisasi, daun seledri, kulit buah delima mer