GEOLOGI DAERAH PUJURAHAYU DAN SEKITARNYA, KABUPATEN TANGGAMUS, PROVINSI LAMPUNG
Timothy Luther Dicaprio 15117028
Pembimbing I Rikza Nur Faqih An Nahar, S. T., M. T Pembimbing II Zaki Hilman, S. T., M. T
ABSTRAK
Provinsi Lampung secara geologi merupakan daerah yang berada di zona subduksi sehingga banyak tersebar material gunung api di daerahnya. Salah satu daerah yang berada pada zona ini adalah Desa Pujirahayu dan sekitarnya. Desa ini memiliki keterdapatan formasi dengan satuan vulkanik yang menarik untuk diteliti yaitu Formasi Tarahan (Tomt) dan Formasi Hulusimpang (Tomh). Tujuan dari penelitian ini diantaranya mengetahui satuan geomorfologi berdasarkan aspek morfometri, morfografi, morfogenesa, pola aliran sungai daerah penelitian, mengetahui sebaran satuan batuan yang dihasilkan dalam bentuk peta geologi, mengidentifikasi struktur geologi yang mempengaruhi daerah penelitian, dan mengidentifikasi kronologi sejarah geologi daerah penelitian. Metode penelitian terbagi menjadi empat tahap diantaranya tahap literatur, pengambilan data, analisis dan interpretasi data, dan penyusunan skripsi. Satuan geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi dua yaitu satuan perbukitan denudasional gunung api dan satuan teras denudasional struktural dengan masing- masing material penyusun berupa material vulkanik dengan kemiringan lereng agak curam sampai curam. Tahapan geomorfik daerah penelitian berada pada tahap geomorfik muda sampai dewasa yang ditandai dengan bentuk sungai yang lurus sampai berkelok pada sungai Way Napal, tidak memiliki dataran banjir, kemiringan agak curam sampai curam dengan bentuk lembah, dan memiliki bentuk lembah pada sungai U – V. Pola aliran sungai daerah penelitian tergolong ke dalam paralel. Stratigrafi daerah penelitian dari umur tua sampai muda diantaranya breksi, andesit, dan tuf. Satuan breksi disebandingkan dengan Formasi Tarahan sedangkan andesit dan tuf disebandingkan dengan Formasi Hulusimpang. Struktur geologi daerah penelitian berupa kekar yang diinterpretasikan dikontrol oleh Sesar Strike Slip Sumatra. Selain itu, berdasarkan analisis pola kelurusan, struktur geologi daerah penelitian juga dikontrol oleh aktivitas subduksi antara Lempeng Eurasia dengan Indo-Australia. Kronologi sejarah geologi daerah penelitian dibagi menjadi dua fase berdasarkan umurnya. Fase pertama terjadi pada Paleosen sampai Oligosen yang ditandai dengan mulai berkembangnya aktivitas subduksi dan membentuk breksi pada daerah penelitian yang disebandingkan dengan Formasi Tarahan. Fase kedua terjadi pada Oligosen sampai Miosen Awal yang ditandai dengan aktivitas subduksi yang terus meningkat dan membentuk andesit dan tuf pada daerah penelitian yang disebandingkan dengan Formasi Hulusimpang.
Kata Kunci: Geomorfologi, pola aliran sungai, geologi struktur, stratigrafi, sejarah geologi
4
PENENTUAN PERINGKAT BATUBARA BERDASARKAN KLASIFIKASI ASTM D388-99 DAN TETAPAN TENTANG KUALITAS BATUBARA PADA SAMPEL BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM TBK. UNIT PELABUHAN TARAHAN
Timothy Luther Dicaprio 15117028
Pembimbing I Rikza Nur Faqih An Nahar, S. T., M. T
Pembimbing II Zaki Hilman, S. T., M. T
ABSTRAK
Batubara merupakan salah satu sumber energi yang digunakan mayoritas negara saat ini, termasuk Indonesia. Karena harga yang relatif lebih murah dari sumber energi lainnya, menyebabkan batubara menjadi salah satu sumber energi yang paling utama pada saat ini. Batubara merupakan bagian dari jenis batuan sedimen yang tergolong ke dalam jenis sedimen organik. Batu ini memiliki ciri – ciri mudah terbakar, berwarna coklat sampai kehitaman, kandungan karbon yang tinggi, dan mengandung sifat biologi serta kimia dengan persentase tergantung pada sejarah terbentuk dari batubara tersebut. Batubara memiliki tingkat berbeda yang disebut juga dengan coal rank, dibedakan berdasarkan tingkat coalification, komposisi kimia, dan nilai kalori. Secara umum terbagi atas lignit, subbituminus, bituminous, dan antrasit. Dalam kesempatan ini, akan dilakukan penelitian mengenai peringkat, nilai, atau rank batubara pada salah satu perusahaan batubara yang terletak di Tarahan, Provinsi Lampung. Sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dari aspek ekonomis serta ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan berupa analisis dengan menggunakan rumus pada masing – masing parameter yang terdiri atas analisis ash, volatile matter, moisture, dan gross calorific value. Berdasarkan klasifikasi ASTM D388-99 jenis batubara MT 47, MT 49, dan BB 51 termasuk High volatile C bituminous coal. Jenis batubara AL 69 termasuk kedalam High volatile B bituminous coal dan jenis batubara AL 71 termasuk High volatile A bituminous coal. Berdasarkan merek produk pasar batubara (coal market brand) PT. Bukit Asam jenis batubara MT 47, MT 49, dan BB 51 termasuk BA 48. Jenis batubara AL 69 termasuk kedalam BA 67 dan dan jenis batubara AL 71 termasuk BA 71.
Kata Kunci: Analisis proksimat, ash, volatile matter, moisture, gross calorific value
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406110129
Keyword
Geomorfologi, pola aliran sungai, geologi struktur