Studi Komponen Harmonik Pasang Surut Menggunakan Data ALES dan GDR Satelit Altimetri Jason-1, Jason-2, dan Jason-3 dengan Data Tide Gauge (Studi Kasus Pesisir Barat Pulau Sumatra)
View/Open
Author
DEVIANTI NATALIA LASE,
Advisor
Een Lujainatul Isnaini, S.T., M.Eng., Ongky Anggara, S.T., M.T., Zulfikar Adlan Nadzir, S.T., M.Sc.,
Koleksi
Teknik Geomatika
Publisher
INTISARI
Pasang surut merupakan pergerakan naik turunnya air laut yang bergerak dari
lautan menuju wilayah pesisir sebagai respon laut terhadap daya tarik gravitasi
bumi, bulan, dan matahari. Perkembangan teknologi akuisisi data menghasilkan
alternatif lain dalam pengamatan pasut selain menggunakan stasiun pasut, yakni
menggunakan satelit altimetri. Hal ini bertujuan untuk membantu menyediakan
data pengamatan dengan cepat dan jangkauan yang lebih luas. Pengamatan satelit
altimetri di wilayah pesisir masih kurang akurat akibat kontaminasi daratan yang
berpengaruh terhadap sinyal saat melakukan koreksi data satelit. Para peneliti
berupaya dalam mengatasi hal ini dengan melakukan perkembangan terhadap
retracker pesisir sehingga memiliki ketelitian lebih baik dari altimetri
konvensional.
Peningkatan ketelitian retracker pesisir menjadi parameter untuk meninjau
terkait penggunaan satelit altimetri dalam pengamatan pasut. Sehubungan dengan
itu, dilakukan evaluasi kesesuaian data satelit dengan memanfaatkan tinggi muka
laut retracker pesisir untuk dibandingkan dengan data satelit konvensional dan data
tide gauge sebagai data validasi. Proses ini menggunakan analisis harmonik metode
least square untuk menghitung nilai komponen harmonik data satelit dan tide
gauge. Data yang digunakan adalah data dengan pengamatan yang panjang dan
interval pengamatan yang berbeda sehingga membutuhkan nilai frekuensi de
aliased dalam memproses data satelit. Penelitian ini menggunakan data ALES dan
GDR satelit Jason-1 (tahun 2002-2009), Jason-2 (tahun 2008-2016), dan Jason-3
(tahun 2018-2019) pada pass 153 dan pass 077 serta data tide gauge Stasiun Pasut
Krui (Tahun 2011 -2020) dan Seblat (Tahun 2016 – 2020)
Analisis harmonik tide gauge di Stasiun Pasut Krui menghasilkan komponen
pasut dominan K2 sebesar 0,034 m dan stasiun Seblat menghasilkan komponen
pasut dominan K1 sebesar 0,035 m. Kedua stasiun memiliki jenis pasut campuran
harian tunggal dengan besar bilangan Formzahl setiap stasiun adalah 2 dan 2,826.
Pass 153 data ALES dan GDR menghasilkan komponen pasut dominan P1 sebesar
0,283 m dan 0,354 m, sedangkan pass 077 menghasilkan komponen pasut dominan
P1 sebesar 0,532 m dan 0,313 m. Kedua pass memiliki jenis pasut campuran harian
ganda dengan besar bilangan Formzahl data ALES dan GDR pass 153 adalah 0,703
dan 0,718, serta pass 077 adalah 0,867 dan 0,830. Hasil kesesuaian data satelit
altimetri diperoleh bahwa untuk jarak pengamatan 0 - 10 km dapat menggunakan
data ALES dan pengamatan pada jarak 11 - 40 km dapat menggunakan data GDR.
Disamping itu, apabila pengamatan dilakukan pada jarak 0 – 40 km dari garis pantai
dapat menggunakan kombinasi dari data ALES dan GDR.
Kata kunci: Pasang surut, satelit altimetri, analisis harmonik, frekuensi de-aliased.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406100115
Keyword
Tide gauge, altimetry satellite, harmonic analysis