Identifikasi Perubahan Pola Morfologi Kota Bukittinggi Tahun 2006 dan 2023
Perkembangan kota merupakan hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor fisik dan non-fisik yang berubah seiring dengan waktu. Kota Bukittinggi memiliki berbagai sejarah dengan karakteristik geografis yang unik dan berada pada jalur lintas Sumatera menghadapi berbagai tantang seperti urban spawl dan bencana alam yang akan mengubah pola morfologi Kota Bukittinggi. Mengidentifikasi bentuk morfologi suatu kota akan memberikan wawasan yang mendalam untuk pengembangan kota yang berkelanjutan dan dapat mempertahankan potensi yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deduktif dengan merujuk pada teori Smailes tentang pembentukan morfologi kota dengan fokus pada tiga komponen: penggunaan lahan, jaringan jalan, dan pola kepadatan bangunan. Data dikumpulkan melalui teknik survei instansional dan wawancara, dan dianalisis menggunakan metode analisis spasial, statistik deskriptif, dan komparatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2006, morfologi Kota Bukittinggi memiliki pola berbentuk gurita/bintang, dengan pusat kota terfokus di sekitar kawasan jam gadang yang didominasi oleh perdagangan dan jasa dengan Kepadatan bangunan tinggi. badan morfologi menyebar sepanjang jalan. Sementara itu, pada tahun 2023, pola morfologi Kota Bukittinggi mengalami perkembangan dengan inti morfologi yang merambat di sepanjang jalan utama, dan badan morfologi berkembang mengikuti perluasan tersebut. Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor internal, seperti peningkatan infrastruktur yang terpusat di pusat kota, serta fasilitas pariwisata dan perdagangan. Faktor eksternal, seperti pengaruh adat dalam perkembangan kota dan posisi Kota Bukittinggi di tengah Kabupaten Agam, juga turut berperan dalam dinamika perkembangan kota ini.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406070200
Keyword
morfologi Kota Morfologi Kota Perkembangan Kota Penggunaan Lahan Pola Jaringan Jalan Pola dan Kepadatan Bangunan Kota Bukittinggi