(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Perbandingan Model Dispersi Gauss Menggunakan Pemodelan Aermod dan Interpolasi Inverse Distance Weighted Dari Sumber Titik di PT X Lampung


Pertumbuhan pada sektor industri pengolahan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang turut menyebabkan permasalahan persebaran emisi udara oleh asap pabrik. Sehingga diperlukan pemodelan persebaran emisi yang terjadi di PT X Lampung sebagai salah satu industri yang berkembang di Indonesia melalui aplikasi AERMOD dan interpolasi IDW untuk mengetahui persebaran konsentrasi zat pencemar di sekitar area perusahaan. Kedua pemodelan tersebut selanjutnya divalidasikan menggunakan RMSE dengan konsentrasi aktual di titik pemantauan. Melalui pemodelan AERMOD dihasilkan arah penyebaran dominan menuju ke Timur Laut pada musim kemarau dan musim hujan, dengan konsentrasi maksimum pada zat SO2, NO2, dan TSP di musim kemarau berturut-turut mencapai 81.82 μg/m3, 793.97 μg/m3 , dan 141.84 μg/m3, serta pada musim hujan mencapai 75.26 μg/m3, 543.21 μg/m3, dan 148.8 μg/m3. Sedangkan pada persebaran zat tersebut menggunakan interpolasi IDW memiliki arah penyebaran dominan menuju ke arah Barat Laut pada musim kemarau, serta ke arah Timur Laut dan Barat Laut pada musim hujan, dengan konsentrasi maksimum pada musim kemarau berturut-turut mencapai 34.16 μg/m3, 149.52 μg/m3 , dan 158.03 μg/m3, serta pada musim hujan mencapai 30.28 μg/m3, 76.07 μg/m3, dan 180.27 μg/m3. Kedua pemodelan yang dilakukan lebih akurat dalam menggambarkan persebaran emisi pada musim hujan, dengan nilai RMSE terendah yaitu 0.12 μg/m3 pada musim hujan dan 1.40 μg/m3 pada musim kemarau dengan standar penerimaan model berada pada nilai 0.25 μg/m3.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406070077

Keyword
AERMOD, Interpolasi IDW, Pemodelan Persebaran Emis