View/Open

Author
Fadya Yudisya, Lutfiah

Advisor
apt. Riri Fauziyya, S.Farm., M.Farm,
Prof. Dr. Sukrasno, M.S.,

Koleksi
Farmasi

Publisher

Propolis merupakan salah satu produk lebah yang kerap dimanfaatkan senyawanya. Propolis memiliki struktur yang kompleks, sehingga untuk memperoleh senyawa kimia yang diinginkan diperlukan ekstraksi dengan pelarut yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan, golongan senyawa kimia, dan uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E.coli propolis dengan pelarut etanol 96%, isopropanol, propilen glikol, serta kombinasi ketiga pelarut. Raw propolis diperoleh dari Lembah Suhita, Teluk, Bandar Lampung. Satu gram propolis dilarutkan pada 10 ml pelarut diekstraksi menggunakan metode Ultrasound Assisted Extration (UAE). Terdapat sembilan rasio pelarut yang digunakan, yaitu Etanol 96% (10); A2 : Isopropanol (10); A3 : Propilen glikol (10); B1 :Etanol 96% : Isopropanol : Propilen glikol (6:3:1); B2 : Etanol 96% : Isopropanol : Propilen glikol (1:6:3); B3 : Etanol 96 % : Isopropanol : Propilen glikol (3:1:6); C1 : Isopropanol : Propilen glikol (8:2); C2 : Etanol 96% : Propilen glikol (2:8); C3 : Etanol 96% : Isopropanol (8:2). Kelarutan yang paling baik ditentukan dengan rendahnya tinggi endapan yang dihasilkan setelah disentrifugasi. Urutan pelarut yang menghasilkan endapan terendah ialah isopropanol, etanol 96%, dan propilen glikol. Semua ekstrak propolis positif alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, dan negatif terhadap steroid/triterpenoid. Hasil uji ativitas antibalkteri terhadap S.aureus pada ekstrak A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2, C3 memiliki aktivitas penghambatan lemah dengan zona hambat berturut-turut yaitu 2,10 ± 0,62; 2,40 ± 0,60; 3,17 ± 0,80; 3,50 ± 0,44; 3,30 ± 0,10; 3,30 ± 1,56; 3,10 ± 0,96; 3,78 ± 0,69. Seluruh ekstrak tidak menghasilkan zona hambat terhadap aktivitas antibakteri E.coli.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406060239

Keyword
propolis, etanol, isopropanol, propilen glikol, an