(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Kekuatan Struktur Global Buoy pada Single Point Mooring (SPM) 35,000 DWT Akibat Beban Gelombang (Studi Kasus: PT. Pertamina RU VI Balongan)


Single Point Mooring (SPM) merupakan suatu struktur terapung berlokasi di lepas pantai yang berfungsi sebagai penambatan tanker dan interkoneksi antara tanker dengan kilang untuk melakukan loading atau discharge muatan. Lokasi penempatan SPM di daerah perairan yang memiliki kedalaman lebih besar dibandingkan dengan lokasi jetty karena untuk memfasiliasti kapal tanker yang memiliki ukuran lebih besar sehingga tidak dapat melakukan tambat pada jetty. Oleh karena penempatan lokasinya, lingkungan perairan di lokasi SPM tentunya terjadi gelombang yang tidak stabil bahkan terjadi gelombang ekstrim. Penting untuk memahami bagaimana respon gerakan SPM dalam merespon beban gelombang. SPM memiliki komponen anchor system, yaitu komponen yang berfungsi sebagai sistem penjangkaran struktur buoy yang terdiri atas mooring lines yang dijangkarkan ke dasar laut. Penting juga untuk mengetahui kondisi tegangan yang terjadi pada mooring lines akibat beban lingkungan yang terjadi, dan juga tegangan terhadap struktur buoy SPM itu sendiri. Pengerjaan penelitian yaitu dengan melakukan pemodelan struktur SPM berdasarkan data dimensi SPM dan mooring lines menggunakan software Ansys SpaceClaim yang kemudian hasil pemmodelan divalidasi berdasarkan data hidrostatik yang dihasilkan dari Ansys dengan data asli SPM. Analisis respon gerak SPM melakukan running software Ansys AQWA yaitu Hydrodynamic Diffraction dan Asnys Hydrodinamic Response menggunakan metode simulasi frequency domain untuk megetahui respon gerak SPM. Analisis tension mooring lines melaukan running software Ansys AQWA yaitu Hydrodinamic Response menggunakan metode simulasi time domain untuk mendapatkan nilai tension mooring lines. Analisis tegangan global SPM melakukan running software Ansys Static Structural dengan berdasarkan nilai tension maksimum mooring lines dan beban gelombang yang didapatkan. Hipotesa dari penelitian ini adalah dengan berdasarkan tinggi signifikan dan periode gelombang 100 tahunan pada laut balongan serta juga dari nilai minimum breaking load pada SPM 35,000 DWT didpatkan nilai tension maksimum pada mooring lines memenuhi batas izin tension maksimum berdasarkan code standard API RP 2KS (Design and Analysis of Stationkeeping System for Floating Structure) 2005, sehingga dengan nilai maksimum tension mooring lines yang didapatkan, mooring lines dalam kondisi aman selama SPM terapung dengan beban lingkungan 100 tahunan. Serta juga didapatkan nilai tegangan maksimum pada struktur buoy SPM memenuhi batas izin tegangan maksimum berdasarkan code standard ABS (Safehull Dynamic Loading Approach For Floating Production Storage and Offloading System) 2001. Kata Kunci: Single Point Mooring, Gelombang, Tension Mooring Lines, Tegangan

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2406030014

Keyword
Single Point Mooring