(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Studi Transportasi Formal dan Informal di Kota Bandar Lampung dengan Pendekatan Self-Organization


Kota Bandar Lampung selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, hal ini berkaitan dengan Kota Bandar Lampung yang menjadi pusatkegiatan perekonomian dan merupakan daerah lintasan perdagangan jasa pada aktivitas perekonomian di antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa (Zamzsi, 2023). Perkembangan kota Bandar Lampung ini sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dan mobilitas perkotaan (Budiarty et al., 2023). Menurut data BPS Provinsi Lampung Tahun 2022, jumlah penduduk di Kota Bandar Lampung pada tahun 2022 adalah 1.209.937 jiwa yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah penduduk sebesar 1.184.949 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk ini mempengaruhi mobilitas perkotaan di Kota Bandar Lampung sehingga menimbulkan berbagai permasalahan transportasi perkotaan (Faizatul, 2023). Kemunculan transportasi online sejak tahun 2017 juga menyebabkan transportasi umum menjadi tidak lagi diminati. Di sisi lain, kendaraan pribadi semakin bertambah karena semakin mudahnya memperoleh kendaraan pribadi (Faizatul, 2023).Oleh karena itu, diperlukan adanya perencanaan dengan pendekatan self-organization transportasi formal dan informal menggunakan 3 indikator yaitu triggering event (peristiwa pemicu), repetitive behaviour (peristiwa berulang), dan collective result (hasil kolektif) dengan mengidentifikasi pola sarana transportasi formal dan informal serta kebijakan transportasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif-kualitatif dengan analisis konten dengan luaran berupa garis waktu pola transportasi, deskripsi kebijakan, dan peta kerja peristiwa transportasi. Transportasi formal dan informal dilihat dari pola sarana dan prasarana tahun 2017- 2023 dengan melakukan pengamatan di lapangan, wawancara, serta data sekunder. Sistem transportasi formal dan informal selain dilihat dari pola sarana dan prasarana juga dilihat dari kebijakan yang dilakukan dengan mengeksplorasi kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah provinsi, kebijakan pemerintah kota, swasta, serta komunitas. Analisis pola sarana dan kebijakan tersebut kemudian dieksplorasi dalam melihat dinamika transportasi formal dan informal dengan menggunakan pendekatan self-organization. Berdasarkan hasil analisis bahwa Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan jumlah penggunaan kendaraan pribadi dan kemunculan transportasi informal berupa ojek online yang memunculkan pola baru. Hal ini berdampak pada penurunan kinerja pada transportasi formal termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana. Dari analisis dengan menggunakan pendekatan self-organization transportasi formal dan informal di Kota Bandar Lampung dengan mengintegrasikan transportasi informal sebagai alternatif kebijakan transportasi perkotaan, mengintegrasikan transportasi formal ke dalam jaringan transportasi informal dan sebaliknya, mengintegrasikan sarana prasarana transportasi formal dan informal menjadi satu kesatuan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2405290036

Keyword
Transportasi Formal Transportasi Informal Self-Organization Dinamika Transportasi