(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Alternatif Pengoptimalisasian Masa Pakai Tempat Pemrosesan Akhir Di Kota Bandar Lampung


Permasalahan tumpukan sampah yang terjadi di TPA Bakung, Kota Bandar Lampung dipengaruhi oleh faktor demografi dan geografi. Tumpukan sampah juga terjadi karena terbatasnya ketersediaan lahan serta jumlah timbulan sampah terus meningkat, namun pengelolan TPA masih menggunakan alternatif Open Dumping. Alternatif Open Dumping ini sudah tidak layak untuk diterapkan sesuai dengan Peraturan Undang-Undang No 18 Tahun 2008 karena tidak dilakukannya pengelolaan sampah sehingga dapat mempersingkat masa pakai TPA. Luas lahan TPA Bakung yang dibangun sebesar 14 Ha kini telah tersisa sebesar ± 3,2469 Ha atau masa pakai tersisa hanya 3 tahun saja. Sehingga diperlukan penelitian untuk menganalisis alternatif pengelolaan sampah yang tepat untuk mengoptimalkan masa pakai TPA Bakung, Kota Bandar Lampung dengan mempertimbangkan skenario biaya dan masa pakai. Hasil penelitian menunjukan jika timbulan sampah yang terus meningkat di Kota Bandar Lampung berkaitan dengan faktor demografi dan geografi, sehingga mempengaruhi peningkatan luas kebutuhan TPA Bakung Kota Bandar Lampung. Didapatkan 3 alternatif pengelolaan sampah yang dapat mengoptimalkan masa pakai TPA, yaitu pertama Alternatif Sanitary Lanfdill dengan masa pakai mencapai 3,6 tahun dengan total biaya yang diperlukan yaitu sebesar Rp 2.553.899.935.000, kedua Alternatif Waste to Energi metode Refuse Derived Fuel dengan masa pakai mencapai 6 tahun dengan biaya yang diperlukan sebesar Rp 2.026 267.200.000 dan ketiga Alternatif Waste to Energi metode Insinerasi dengan masa pakai mencapai >10 tahun dengan biaya yang diperlukan sebesar Rp 1.745.024.190.000.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2405220018

Keyword
Luas Lahan TPA Alternatif Pengoptimalisasian Masa Pakai dan Biaya