ANALISIS KELAYAKAN IMPLEMENTASI UNTUK MENDUKUNG PERANCANGAN DAN STANDARDISASI SISTEM OPERASIONAL GUDANG BERBASIS DIGITALISASI PADA CV. MITRA SERVICE
Penelitian ini merupakan bagian dari proyek desain utama tentang Perancangan dan
Standardisasi Sistem Operasional Gudang Berbasis Digitalisasi Pada CV. Mitra
Service. Gudang CV. Mitra Service pada kondisi aktual memiliki permasalahan
berulang yaitu perbedaan jumlah persediaan sparepart antara kondisi aktual dengan
basis data perusahaan (produk hilang, produk rusak atau produk kadaluarsa), yang
berdampak pada tidak terlayaninya pelanggan sesuai spesifikasi pelayanan, dalam
bentuk ketepatan waktu pelayanan, jenis pelayanan, dan jumlah pelayanan sehingga
berdasarkan Rich Picture Diagram masalah dapat disimpulkan menjadi menjadi
tiga masalah utama meliputi masalah perbedaan antara standar perekaman data
dengan kondisi aktual, masalah tidak adanya standardisasi lingkungan fisik kerja
dan masalah tidak adanya standardisasi operasional gudang. Dari tiga masalah
utama tersebut menghasilkan sembilan masalah pada gudang sparepart antara lain,
pemborosan ruang penyimpanan, sparepart tidak berkelompok, sparepart yang
masuk dan keluar tanpa terdata, sparepart yang tidak diketahui pemasoknya,
kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang tidak terdefinisi,
jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian sparepart yang beragam,
dan reorder point yang tidak terdefinisi. Berdasarkan masalah tersebut tujuan dari
penelitian ini yaitu merancang aplikasi sistem informasi yang mendukung sistem
kanban two bin replenishment, merancang sistem kanban two bin replenishment
sebagai sistem persediaan, merancang prinsip 5S sebagai standardisasi kondisi
eksisting gudang, merancang sistem operabilitas 9E-1M sebagai standardisasi
proses operasional gudang, merancang analisis kelayakan finansial dari kelayakan
implementasi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Aplikasi sistem informasi sebagai
solusi dari sparepart yang masuk dan keluar tanpa terdata 2. Sistem Kanban TwoBin Replenishment sebagai solusi pada masalah sparepart yang tidak diketahui
pemasoknya, kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang
tidak terdefinisi, jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian
sparepart yang beragam, dan reorder point yang tidak terdefinisi, 3. Penerapan
prinsip 5S yang mengalami peningkatan produktivitas kinerja sebesar 34%, hal ini
ii
diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 114.6 detik menjadi 102.6 detik
dan kegiatan restock sparepart mengalami peningkatan produktivitas kinerja
sebesar 51%, hal ini diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 103.8 detik
menjadi 76.8 detik sebagai solusi dari masalah pemborosan ruang penyimpanan,
sparepart tidak berkelompok, dan waktu proses pencarian sparepart yang beragam,
4. Sistem Operabilitas 9E-1M sebagai Standardisasi sistem operasional gudang
sparepart dan sosialisasi perancangan sistem yang menghubungkan ketiga metode
rekayasa yaitu sistem informasi, kanban two-bin replenishment dan prnsip 5S, 5.
Analisis kelayakan finansial dari implementasi dengan capital budgeting yang
mempertimbangkan kriteria investasi internal rate of return, Net Present Value,
Payback Period dan Return On Investment. Analisis sensitivitas dilakukan untuk
mengetahui resiko investasi dengan melakukan analisis terhadap perubahan Intial
investment, Revenue dan OPEX sehingga dapat diketahui nilai internal rate of
return sebesar 143%>0%, net present value sebesar Rp. 28.000.029>0, payback
period dalam waktu 1 tahun <5>0%, sehingga dari kriteria tersebut implementasi yang dilakukan dapat
dikatakan layak dengan analisis sensitivitas pada initial investment sebesar 690%
atau peningkatan nilai sebesar ± 7 kali lipat, sensitivitas pada revenue sebesar 17
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401310008
Keyword
Sparepart, Gudang, Capital Budgeting