(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

PERANCANGAN 5S UNTUK MENDUKUNG PERANCANGAN DAN STANDARDISASI SISTEM OPERASIONAL GUDANG BERBASIS DIGITALISASI PADA CV. MITRA SERVICE


Penelitian ini merupakan bagian dari proyek desain utama tentang Perancangan dan Standardisasi Sistem Operasional Gudang Berbasis Digitalisasi Pada CV. Mitra Service bersama Fadhlan (2024), Laksono (2024), Viandiko (2024) dan Esahaja (2024), Penulis mengerjakan bagian perancangan 5S. Gudang CV. Mitra Service pada kondisi aktual memiliki permasalahan berulang yaitu perbedaan jumlah persediaan sparepart antara kondisi aktual dengan basis data perusahaan (produk hilang, produk rusak atau produk kadaluarsa), yang berdampak pada tidak terlayaninya pelanggan sesuai spesifikasi pelayanan, dalam bentuk ketepatan waktu pelayanan, jenis pelayanan, dan jumlah pelayanan sehingga berdasarkan Rich Picture Diagram masalah dapat disimpulkan menjadi menjadi tiga masalah utama meliputi masalah perbedaan antara standar perekaman data dengan kondisi aktual, masalah tidak adanya standardisasi lingkungan fisik kerja dan masalah tidak adanya standardisasi operasional gudang. Dari tiga masalah utama tersebut menghasilkan sembilan masalah pada gudang sparepart antara lain, pemborosan ruang penyimpanan, sparepart tidak berkelompok, sparepart yang masuk dan keluar tanpa terdata, sparepart yang tidak diketahui pemasoknya, kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang tidak terdefinisi, jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian sparepart yang beragam, dan reorder point yang tidak terdefinisi. Berdasarkan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini yaitu merancang aplikasi sistem informasi yang mendukung sistem kanban two bin replenishment, merancang sistem kanban two bin replenishment sebagai sistem persediaan, merancang prinsip 5S sebagai standardisasi kondisi eksisting gudang, merancang sistem operabilitas 9E-1M sebagai standardisasi proses operasional gudang, merancang analisis kelayakan finansial dari kelayakan implementasi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Aplikasi sistem informasi sebagai solusi dari sparepartyang masuk dan keluar tanpa terdata 2. Sistem Kanban Two-Bin Replenishment sebagai solusi pada masalah sparepart yang tidak diketahui pemasoknya, kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang tidak terdefinisi, jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian sparepart yang beragam, dan reorder point yang tidak terdefinisi, 3. Penerapan prinsip 5S yang mengalami peningkatan produktivitas kinerja sebesar 34%, hal ini diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 114.6 detik menjadi 102.6 detik dan kegiatan restock sparepart mengalami peningkatan produktivitas kinerja sebesar 51%, hal ini diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 103.8 detik menjadi 76.8 detik sebagai solusi dari masalah pemborosan ruang penyimpanan, sparepart tidak berkelompok, dan waktu proses pencarian sparepart yang beragam, 4. Sistem Operabilitas 9E-1M sebagai Standardisasi sistem operasional gudang sparepart dan sosialisasi perancangan sistem yang menghubungkan ketiga metode rekayasa yaitu sistem informasi, kanban two-bin replenishment dan prnsip 5S, 5. Analisis kelayakan finansial dari implementasi dengan capital budgeting yang mempertimbangkan kriteria investasi internal rate of return, Net Present Value, Payback Period dan Return On Investment. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui resiko investasi dengan melakukan analisis terhadap perubahan Intial investment, Revenue dan OPEX sehingga dapat diketahui nilai internal rate of return sebesar 143%>0%, net present value sebesar Rp. 28.000.029>0, payback period dalam waktu 1 tahun <5>0%, sehingga dari kriteria tersebut implementasi yang dilakukan dapat dikatakan layak dengan analisis sensitivitas pada initial investment sebesar 690% atau peningkatan nilai sebesar ± 7 kali lipat, sensitivitas pada revenue sebesar 17

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401300055

Keyword
Sparepart, Gudang, Sistem informasi, Prinsip 5S