PERANCANGAN SISTEM OPERABILITAS 9E-1M UNTUK  MENDUKUNG PERANCANGAN DAN STANDARDISASI  SISTEM OPERASIONAL GUDANG BERBASIS  DIGITALISASI PADA CV. MITRA SERVICE
		
		
		
			Penelitian ini merupakan bagian dari proyek desain utama tentang Perancangan dan 
Standardisasi Sistem Operasional Gudang Berbasis Digitalisasi Pada CV. Mitra 
Service bersama Laksono (2024), Hasudungan (2024), Viandiko (2024) dan 
Esahaja (2024), Penulis mengerjakan bagian perancangan sistem operabilitas 9E1M pada Gudang CV. Mitra Service. Kondisi aktual memiliki permasalahan 
berulang yaitu perbedaan jumlah persediaan sparepart antara kondisi aktual dengan 
basis data perusahaan (produk hilang, produk rusak atau produk kadaluarsa), yang 
berdampak pada tidak terlayaninya pelanggan sesuai spesifikasi pelayanan, dalam 
bentuk ketepatan waktu pelayanan, jenis pelayanan, dan jumlah pelayanan sehingga 
berdasarkan Rich Picture Diagram masalah dapat disimpulkan menjadi menjadi 
tiga masalah utama meliputi masalah perbedaan antara standar perekaman data 
dengan kondisi aktual, masalah tidak adanya standardisasi lingkungan fisik kerja 
dan masalah tidak adanya standardisasi operasional gudang. Dari tiga masalah 
utama tersebut menghasilkan sembilan masalah pada gudang sparepart antara lain, 
pemborosan ruang penyimpanan, sparepart tidak berkelompok, sparepart yang 
masuk dan keluar tanpa terdata, sparepart yang tidak diketahui pemasoknya, 
kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang tidak terdefinisi, 
jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian sparepart yang beragam, 
dan reorder point yang tidak terdefinisi. Berdasarkan masalah tersebut tujuan dari 
penelitian ini yaitu merancang aplikasi sistem informasi yang mendukung sistem 
kanban two bin replenishment, merancang sistem kanban two bin replenishment
sebagai sistem persediaan, merancang prinsip 5S sebagai standardisasi kondisi 
eksisting gudang, merancang sistem operabilitas 9E-1M sebagai standardisasi 
proses operasional gudang, merancang analisis kelayakan finansial dari kelayakan 
implementasi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Aplikasi sistem informasi sebagai 
solusi dari sparepart yang masuk dan keluar tanpa terdata 2. Sistem Kanban TwoBin Replenishment sebagai solusi pada masalah sparepart yang tidak diketahui 
pemasoknya, kehabisan sparepart berulang, lead time pemesanan produk yang 
tidak terdefinisi, jumlah pemesanan yang beragam, waktu proses pencarian sparepart yang beragam, dan reorder point yang tidak terdefinisi, 3. Penerapan 
prinsip 5S yang mengalami peningkatan produktivitas kinerja sebesar 34%, hal ini 
diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 114.6 detik menjadi 102.6 detik 
dan kegiatan restock sparepart mengalami peningkatan produktivitas kinerja 
sebesar 51%, hal ini diakibatkan adanya reduksi waktu yang awalnya 103.8 detik 
menjadi 76.8 detik sebagai solusi dari masalah pemborosan ruang penyimpanan, 
sparepart tidak berkelompok, dan waktu proses pencarian sparepart yang beragam, 
4. Sistem Operabilitas 9E-1M sebagai Standardisasi sistem operasional gudang 
sparepart dan sosialisasi perancangan sistem yang menghubungkan ketiga metode 
rekayasa yaitu sistem informasi, kanban two-bin replenishment dan prnsip 5S, 5. 
Analisis kelayakan finansial dari implementasi dengan capital budgeting yang 
mempertimbangkan kriteria investasi internal rate of return, Net Present Value, 
Payback Period dan Return On Investment. Analisis sensitivitas dilakukan untuk 
mengetahui resiko investasi dengan melakukan analisis terhadap perubahan Intial 
investment, Revenue dan OPEX sehingga dapat diketahui nilai internal rate of 
return sebesar 143%>0%, net present value sebesar Rp. 28.000.029>0, payback 
period dalam waktu 1 tahun <5>0%, sehingga dari kriteria tersebut implementasi yang dilakukan dapat 
dikatakan layak dengan analisis sensitivitas pada initial investment sebesar 690% 
atau peningkatan nilai sebesar ± 7 kali lipat, sensitivitas pada revenue sebesar 17 
			URI 
			
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401300051 
			Keyword