(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

KARAKTERISTIK PENUMPANG MODA KERETA API (STUDI KASUS : KERETA API KUALA STABAS)


Dipilihnya kereta api kuala stabas dikarenakan sebagai kereta yang diberi subsidi dan paling baru di stasiun tanjung karang, yang baru beroperasi sejak tahun 2018. Tarif yang telah ditetapkan oleh pemerintah cukup terjangkau karena beda nilai cukup jauh dari harga komersil yang sebelumnya diterapkan, oleh karena itu pemerintah menanggung beban besar dengan memberikan subsidi dan juga pada dua tahun sebelumnya terjadi pandemi covid-19 yang mengakibatkan perekonomian kurang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tarif yang telah diterapkan sudah sesuai dengan kemampuan maupun kemauan pengguna kereta api kuala stabas atau sebaliknya. Digunakan Metode ATP (Ability To Pay) dan WTP (Willingness To Pay) untuk mengetahui nilai kemampuan dan kemauan dari pengguna jasa kereta api kuala stabas. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai ATP untuk setiap pekerjaan, yaitu semua pekerjaan lebih besar dari tarif existing. Kemudian untuk nilai WTP1 dengan skenario tanpa peningkatan layanan didapatkan nilai sebesar Rp. 10.000 untuk kategori I dan Rp. 30.000 untuk kategori II. Sedangkan apabila dilakukan skenario peningkatan pelayanan nilai ATP untuk kategori I bersedia membayar Rp. 12.000 dan untuk kategori II bersedia membayar Rp. 32.000. Dari nilai ATP setiap pekerjaan didapatkan untuk kategori I > WTP2 (Rp.12.000) mencerminkan kemampuan penumpang sangat baik, karena daya beli penumpang jauh melampaui dari tarif yang diberlakukan begitu juga dengan nilai ATP untuk kategori II > WTP2 (Rp. 32.000). Dalam hal ini, penumpang kereta api kuala stabas terkategori sebagai penumpang yang dengan leluasa mampu memilih layanan transportasi sesuai keinginannya tanpa tergantung dengan layanan kereta api kuala stabas (choice riders).

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401200010

Keyword
kereta api, tarif, ATP, WTP. Train, prices, ATP, WTP