(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS FASIES FORMASI HULUSIMPANG KECAMATAN PUGUNG, KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG


Provinsi Lampung memiliki batuan kompleks dan unik yang tersusun dari beberapa formasi. Penelitian pada formasi Lampung khususnya Formasi Hulusimpang masih sedikit yang meneliti. Penelitian iniidilakukan untukimenetukan fasies, asosiasi fasies dan lingkungan pengendapan Formasi Hulusimpang. Penelitian analisis fasies menggunakan data deskripsi lapangan, petrografi batuan dan penampang stratigrafi terukur. Fasies batuan ditentukan berdasarkan adanya kesamaan karakteristik baik dari warna, ukuran butir, struktur sedimen dan struktur biologi. Data analisis fasies diambil dari Pekon Way Manak, Sukaagung, Sukamara Kabupaten Tanggamus, Formasi Hulusimpang terdiri dari duapuluh satu fasies, yaitu Fasies tuf halus masif (F1), Fasies tuf halus silangsiur (F2), Fasies tuf sedang masif (F3), Fasies tuf sedang laminasi (F4), Fasies tuf sedang perlapisan (F5), Fasies tuf lapili perlapisan (F6), Fasies tuf lapili masif (F7). Fasies batulempung laminasi (F8), Fasies batulanau laminasi (F9), Fasies batulanau masif (F10), Fasies batulanau hitam masif (F11), Fasies batulanau hitam laminasi (F12). Fasies batupasir halus masif (F13), Fasies batupasir halus laminasi (F14), Fasies batupasir sedang tufaan masif (F15), Fasies batupasir sedang masif (F16), Fasies batupasir sedang perlapisan (F17), Fasies batupasir kasar masif (F18). Fasies batupasir konglomerat masif (F19), Fasies batupasir nodul gamping masif (F20), Mudstone (F21). Fasies yang ditemukan dikelompokkan kedalam enam asosiasi fasies, yaitu Asosiasi fasies distal (AF1) terdiri dari fasies tuf, yaitu F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7. Asosiasi fasies creverse splay (AF2) terdiri dari Fasies batulempung F8. Asosiasi fasies levee (AF3) terdiri dari fasies batulanau F9 dan F10. Asosiasi fasies lakustrin (AF4) terdiri dari fasies batulanau hitam, yaitu F11 dan F12. Asosiasi fasies channel (AF5) terdiri dari fasies batupasir, yaitu F13, F14, F15, F16, F17, F18, F19, F20. Asosiasi fasies laut dangkal (AF6) terdiri dari fasies mudstone, yaitu F21. Lingkungan pengendapan Formasi Hulusimpang diperkirakan berada pada daerah lakustrin, fluvial meandering, dan laut dangkal. Lingkungan pengendapan lakustrin dibuktikan dengan ditemukannya lanau hitam pada daerah penelitian. Warna hitam pada batulanau berasal dari material organik yang terawetkan pada lingkungan lakustrin. Keberadaan struktur sedimen slump pada fasies batulanau hitam menandakan adanya longsoran yang terjadi saat material sedimen belum terkonsilidasi dan membentuk kemiringan. Kemiringan tersebut dipicu oleh adanya struktur geologi sesar yang membentuk cekungan. Lingkungan pengendapan sungai meander diketahui berdasarkan karakteristik asosiasi fasies levee dan creverse splay yang memliki ukuran butir pasir, menandakan tertransportasi pada arus tenang. Pembentukan lingkungan laut dangkal pada daerah penelitian diakibatkan oleh aktifnya sesar pada Sesar Semangko sehingga terjadi rifting. Kata kunci: Formasi Hulusimpang, fasies, asosiasi fasies, Lingkungan pengendapan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401150017

Keyword
Formasi Hulusimpang, fasies, asosiasi fasies, ling