Kajian Kerentanan Airtanah Menggunakan Metode DRASTIC-LU pada Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung
Marga Sekampung merupakan salah satu daerah yang dibentuk oleh batuan hasil
dari aktivitas vulkanisme basaltik. Batuan basal berongga yang berasal dari
pendinginan magma basaltik tersebar merata menutupi hampir seluruh daerah
tersebut. Infiltrasi air melalui rongga pada batuan basal tersebut dapat membantu
terjadinya proses transportasi kontaminan. Selain itu, aktivitas manusia seperti
pertanian dan perkebunan yang dominan pada daerah tersebut dapat menghasilkan
muatan nitrat ke akuifer. Muatan tersebut berpeluang menyebabkan kontaminasi
nitrat ke dalam airtanah, sehingga kualitas airtanah di daerah tersebut menurun.
Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh hidrogeologi dari parameter
DRASTIC terhadap kerentanan airtanah, memetakan zona kerentanan dan risiko
pencemaran airtanah spasial, dan menganalisis pengaruh jenis penggunaan lahan
terhadap risiko pencemaran airtanah pada Kecamatan Marga Sekampung. Metode
yang digunakan dalam penelitian analisis kerentanan airtanah ini yaitu metode
DRASTIC yang didasarkan pada asumsi pemberian bobot pada beberapa faktor
utama yang diketahui mengendalikan kerentanan tersebut. Metode DRASTIC
menggunakan tujuh parameter hidrogeologi untuk menilai kerentanan airtanah.
Parameter tersebut adalah kedalaman muka airtanah (D), imbuhan airtanah (R),
media akuifer (A), media tanah (S), topografi (T), media zona tak jenuh (I), dan
konduktivitas hidrolik (C). Pengembangan metode DRASTIC menjadi DRASTICLU digunakan untuk menilai kerentanan airtanah dan pemetaan risiko dengan
mempertimbangkan penggunaan lahan. Daerah penelitian memiliki kondisi
hidrogeologi yang berpotensi mengalami kerentanan airtanah yang tinggi. Daerah
penelitian terbagi menjadi lima zona kerentanan airtanah yaitu kerentanan sedang
(48%), kerentanan sangat tinggi (24%), kerentanan tinggi (17%), kerentanan rendah
(7%), dan tidak rentan (4%). Daerah penelitian terbagi menjadi lima tingkat risiko
pencemaran airtanah yaitu risiko sangat rendah (61%), risiko rendah (32%), risiko
sedang (4%), risiko sangat tinggi (2%), dan risiko tinggi (1%). Variasi penggunaan
lahan membuat risiko pencemaran airtanah pada daerah penelitian menjadi sangat
rendah. Hal ini dikarenakan daerah penelitian memiliki dominasi penggunaan lahan
perkebunan, jumlah penduduk yang rendah, dan industri yang berkembang masih
minim.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401120007
Keyword
DRASTIC-LU Airtanah Kerentanan Risiko