(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Kajian Kerentanan Airtanah Menggunakan Metode DRASTIC-LU pada Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung


Marga Sekampung merupakan salah satu daerah yang dibentuk oleh batuan hasil dari aktivitas vulkanisme basaltik. Batuan basal berongga yang berasal dari pendinginan magma basaltik tersebar merata menutupi hampir seluruh daerah tersebut. Infiltrasi air melalui rongga pada batuan basal tersebut dapat membantu terjadinya proses transportasi kontaminan. Selain itu, aktivitas manusia seperti pertanian dan perkebunan yang dominan pada daerah tersebut dapat menghasilkan muatan nitrat ke akuifer. Muatan tersebut berpeluang menyebabkan kontaminasi nitrat ke dalam airtanah, sehingga kualitas airtanah di daerah tersebut menurun. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh hidrogeologi dari parameter DRASTIC terhadap kerentanan airtanah, memetakan zona kerentanan dan risiko pencemaran airtanah spasial, dan menganalisis pengaruh jenis penggunaan lahan terhadap risiko pencemaran airtanah pada Kecamatan Marga Sekampung. Metode yang digunakan dalam penelitian analisis kerentanan airtanah ini yaitu metode DRASTIC yang didasarkan pada asumsi pemberian bobot pada beberapa faktor utama yang diketahui mengendalikan kerentanan tersebut. Metode DRASTIC menggunakan tujuh parameter hidrogeologi untuk menilai kerentanan airtanah. Parameter tersebut adalah kedalaman muka airtanah (D), imbuhan airtanah (R), media akuifer (A), media tanah (S), topografi (T), media zona tak jenuh (I), dan konduktivitas hidrolik (C). Pengembangan metode DRASTIC menjadi DRASTICLU digunakan untuk menilai kerentanan airtanah dan pemetaan risiko dengan mempertimbangkan penggunaan lahan. Daerah penelitian memiliki kondisi hidrogeologi yang berpotensi mengalami kerentanan airtanah yang tinggi. Daerah penelitian terbagi menjadi lima zona kerentanan airtanah yaitu kerentanan sedang (48%), kerentanan sangat tinggi (24%), kerentanan tinggi (17%), kerentanan rendah (7%), dan tidak rentan (4%). Daerah penelitian terbagi menjadi lima tingkat risiko pencemaran airtanah yaitu risiko sangat rendah (61%), risiko rendah (32%), risiko sedang (4%), risiko sangat tinggi (2%), dan risiko tinggi (1%). Variasi penggunaan lahan membuat risiko pencemaran airtanah pada daerah penelitian menjadi sangat rendah. Hal ini dikarenakan daerah penelitian memiliki dominasi penggunaan lahan perkebunan, jumlah penduduk yang rendah, dan industri yang berkembang masih minim.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401120007

Keyword
DRASTIC-LU Airtanah Kerentanan Risiko