Adsorpsi Zat Warna Alizarin Red S Menggunakan Karbon Aktif dari Kulit Singkong (Manihot esculenta)
Limbah zat warna merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan
karena merupakan senyawa organik yang sukar terurai, bersifat resisten, dan toksik.
Zat warna yang sering digunakan adalah Alizarin Red S (ARS). Metode paling efektif
untuk menangani permasalahan limbah zat warna adalah adsorpsi. Kulit singkong
mengandung lignoselulosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk
pembuatan karbon aktif. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum
adsorpsi zat warna ARS yang meliputi waktu kontak, pH larutan zat warna, konsentrasi
larutan zat warna, dan massa adsorben, mengetahui perbandingan daya adsorpsi antara
karbon tanpa aktivasi dengan karbon teraktivasi NaOH, dan menentukan model
kinetika dan isoterm yang sesuai dalam proses adsorpsi. Adapun hasil penelitian yang
didapat untuk kondisi optimum adsorpsi menggunakan karbon tanpa aktivasi adalah
waktu kontak 80 menit dengan model kinetika orde dua semu, pH 6, konsentrasi 50
ppm dengan model isoterm Langmuir, serta massa 0,5 gram dan untuk adsorpsi
menggunakan karbon teraktivasi NaOH adalah waktu kontak 60 menit dengan model
kinetika orde dua semu, pH 8, konsentrasi 50 ppm dengan model isoterm Langmuir,
dan massa 0,5 gram. Daya adsorpsi menggunakan karbon teraktivasi NaOH
menghasilkan efisiensi adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan karbon tanpa
aktivasi. Hasil karakterisasi karbon menggunakan FTIR menunjukkan adanya gugus
fungsi O–H, C≡C, C=C, C–H, dan C–O dan hasil karakterisasi karbon menggunakan
SEM menunjukkan bahwa diameter pori-pori meningkat akibat proses aktivasi karbon.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401110012
Keyword
adsorpsi aktivasi Alizarin Red S karbon aktif kulit singkong