(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Adsorpsi Zat Warna Alizarin Red S Menggunakan Karbon Aktif dari Kulit Singkong (Manihot esculenta)


Limbah zat warna merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan karena merupakan senyawa organik yang sukar terurai, bersifat resisten, dan toksik. Zat warna yang sering digunakan adalah Alizarin Red S (ARS). Metode paling efektif untuk menangani permasalahan limbah zat warna adalah adsorpsi. Kulit singkong mengandung lignoselulosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon untuk pembuatan karbon aktif. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum adsorpsi zat warna ARS yang meliputi waktu kontak, pH larutan zat warna, konsentrasi larutan zat warna, dan massa adsorben, mengetahui perbandingan daya adsorpsi antara karbon tanpa aktivasi dengan karbon teraktivasi NaOH, dan menentukan model kinetika dan isoterm yang sesuai dalam proses adsorpsi. Adapun hasil penelitian yang didapat untuk kondisi optimum adsorpsi menggunakan karbon tanpa aktivasi adalah waktu kontak 80 menit dengan model kinetika orde dua semu, pH 6, konsentrasi 50 ppm dengan model isoterm Langmuir, serta massa 0,5 gram dan untuk adsorpsi menggunakan karbon teraktivasi NaOH adalah waktu kontak 60 menit dengan model kinetika orde dua semu, pH 8, konsentrasi 50 ppm dengan model isoterm Langmuir, dan massa 0,5 gram. Daya adsorpsi menggunakan karbon teraktivasi NaOH menghasilkan efisiensi adsorpsi yang lebih besar dibandingkan dengan karbon tanpa aktivasi. Hasil karakterisasi karbon menggunakan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi O–H, C≡C, C=C, C–H, dan C–O dan hasil karakterisasi karbon menggunakan SEM menunjukkan bahwa diameter pori-pori meningkat akibat proses aktivasi karbon.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2401110012

Keyword
adsorpsi aktivasi Alizarin Red S karbon aktif kulit singkong