Perbandingan Estimasi Biaya dan Waktu Pembuatan Kolom dan Balok Menggunakan Climbing dengan Scaffolding (Studi Kasus: PLTU Suralay Jawa Unit 9 dan 10)
Di lapangan, kontraktor menggunakan climbing untuk mempersingkat waktu pengerjaan dan penghematan biaya. Oleh sebab itu, peneliti ingin membahas biaya dan waktu pembuatan balok dan kolom menggunakan scaffolding dibandingkan dengan climbing. Karena minimnya informasi dan literatur mengenai perancah climbing, maka penulis ingin membuktikan hipotesis apakah pekerjaan kolom dan balok menggunakan climbing lebih tepat dari segi biaya dan waktu jika dibandingkan dengan menggunakan scaffolding. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Objek penelitian ini adalah pembuatan kolom, balok, dan corbelt (pekerjaan pembesian, bekisting, pengecoran, finishing, dan perancah) menggunakan scaffolding dan menggunakan climbing. Lokasi penelitian ini berada di proyek pembangunan coal shed PLTU Jawa Unit 9 dan 10 (2 x 1000 MW) Coal Fired Steam Power Plant (CFSPP) Suralaya. Hasil biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan kolom dan balok menggunakan climbing adalah Rp 31.096.326.403,65 dengan waktu pelaksanaan 110 hari, sedangkan dengan menggunakan scaffolding Rp 30.611.451.071,95 dengan waktu pelaksanaan 109 hari. Maka dari itu, selisih perbedaan jumlah biaya pekerjaan kolom dan balok antara menggunakan climbing dan scaffolding sebesar Rp 484.875.331,71 atau 0,79% serta selisih waktu pelaksanaan yang dibutuhkan antara menggunakan climbing dan scaffolding adalah 0,17184 hari atau 1,375 jam. Dari hasil penelitian yang sudah didapatkan, penggunaan perancah yang lebih ekonomis dan efisien dalam pembuatan kolom dan balok adalah dengan menggunakan scaffolding. Walaupun lebih ekonomis dan efisien, penggunaan perancah climbing lebih tepat dalam pembuatan kolom dan balok karena situasi dan kondisi yang ada di proyek PLTU Suralaya Jawa Unit 9 dan 10.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2312220016
Keyword
biaya, waktu, climbing, dan scaffolding