(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Sesar Panjang Menggunakan Kajian Morfometri Kuantitatif dan Data Distribusi Rekahan di Daerah Lampung Selatan


Letak geografis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng besar dunia menyebabkan kompleksitas aktivitas struktur geologi termasuk munculnya sesar-sesar aktif. Keberadaan sesar aktif tersebut bersamaan dengan proses eksogen yang dapat memengaruhi kenampakan geomorfologi. Salah satu sesar yang diperkirakan masih aktif adalah Sesar Panjang di daerah Lampung Selatan. Oleh karena itu diperlukan analisis morfometri kuantitatif dan survei data rekahan untuk mengidentifikasi pengaruh tektonik dan erosional pada daerah penelitian. Morfometri kuantitatif memuat beberapa parameter untuk menunjang analisis seperti sinusitas depan pegunungan (Smf), kerapatan pengaliran (Dd), rasio lebar dasar lembah dan tinggi lembah (Vf), rasio percabangan sungai (Rb), relief cekungan (Bs), kerapatan kelurusan (Ld), dan hipsometri (Hi). Parameter tersebut akan mengerucut menjadi indeks aktivitas tektonik relatif sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan data struktur di lapangan. Data struktur yang diambil berupa data yang menunjukkan bukti keberadaan sesar seperti gores-garis, cermin sesar, dan kekar. Data kekar diambil dengan menggunakan metode windowscan. Data tersebut dianalisis untuk mengetahui arah tegasan utama, kerapatan rekahan, dan intensitas rekahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona yang sejalur dengan keberadaan Sesar Panjang memiliki indeks aktivitas tektonik yang relatif tinggi, sedangkan pada bagian utara, timur, dan tenggara lokasi penelitian yang letaknya menjauhi Sesar Panjang memiliki indeks tektonik yang rendah. Hasil analisis nilai kerapatan kelurusan lebih tinggi dan stabil pada zona Sesar Panjang dikarenakan topografi yang lebih bertekstur akibat gaya endogen yang lebih besar dibandingkan gaya eksogen. Pada zona Sesar Panjang juga memiliki rekahan dengan intensitas menengah hingga tinggi dibandingkan wilayah yang jauh dari Sesar Panjang dengan intensitas rendah, bahkan di beberapa titik tidak ditemukan rekahan sama sekali. Sesar Panjang merupakan sesar yang mulai aktif pada era Paleozoikum, namun setelah itu sempat tidak mengalami aktivitas, kemudian kembali aktif kala Oligosen hingga sekarang. Aktivitas Sesar Panjang tersebut dibuktikan dengan adanya rekahan yang memotong batuan metamorf Kompleks Gunungkasih Tak Terpisahkan (Pzgs), Formasi Campang (Tpoc), dan Formasi Tarahan (Tpot), serta hasil indeks aktivitas tektonik yang relatif masih tinggi pada zona Sesar Panjang. Kata kunci: Sesar Panjang, morfometri kuantitatif, indeks aktivitas tektonik relatif, intensitas rekahan, kerapatan rekahan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2310240018

Keyword