Analisis Sesar Panjang Menggunakan Kajian Morfometri Kuantitatif dan Data Distribusi Rekahan di Daerah Lampung Selatan
Letak geografis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng besar dunia menyebabkan
kompleksitas aktivitas struktur geologi termasuk munculnya sesar-sesar aktif.
Keberadaan sesar aktif tersebut bersamaan dengan proses eksogen yang dapat
memengaruhi kenampakan geomorfologi. Salah satu sesar yang diperkirakan masih
aktif adalah Sesar Panjang di daerah Lampung Selatan. Oleh karena itu diperlukan
analisis morfometri kuantitatif dan survei data rekahan untuk mengidentifikasi
pengaruh tektonik dan erosional pada daerah penelitian. Morfometri kuantitatif
memuat beberapa parameter untuk menunjang analisis seperti sinusitas depan
pegunungan (Smf), kerapatan pengaliran (Dd), rasio lebar dasar lembah dan tinggi
lembah (Vf), rasio percabangan sungai (Rb), relief cekungan (Bs), kerapatan
kelurusan (Ld), dan hipsometri (Hi). Parameter tersebut akan mengerucut menjadi
indeks aktivitas tektonik relatif sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan
data struktur di lapangan. Data struktur yang diambil berupa data yang
menunjukkan bukti keberadaan sesar seperti gores-garis, cermin sesar, dan kekar.
Data kekar diambil dengan menggunakan metode windowscan. Data tersebut
dianalisis untuk mengetahui arah tegasan utama, kerapatan rekahan, dan intensitas
rekahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona yang sejalur dengan
keberadaan Sesar Panjang memiliki indeks aktivitas tektonik yang relatif tinggi,
sedangkan pada bagian utara, timur, dan tenggara lokasi penelitian yang letaknya
menjauhi Sesar Panjang memiliki indeks tektonik yang rendah. Hasil analisis nilai
kerapatan kelurusan lebih tinggi dan stabil pada zona Sesar Panjang dikarenakan
topografi yang lebih bertekstur akibat gaya endogen yang lebih besar dibandingkan
gaya eksogen. Pada zona Sesar Panjang juga memiliki rekahan dengan intensitas
menengah hingga tinggi dibandingkan wilayah yang jauh dari Sesar Panjang
dengan intensitas rendah, bahkan di beberapa titik tidak ditemukan rekahan sama
sekali. Sesar Panjang merupakan sesar yang mulai aktif pada era Paleozoikum,
namun setelah itu sempat tidak mengalami aktivitas, kemudian kembali aktif kala
Oligosen hingga sekarang. Aktivitas Sesar Panjang tersebut dibuktikan dengan
adanya rekahan yang memotong batuan metamorf Kompleks Gunungkasih Tak
Terpisahkan (Pzgs), Formasi Campang (Tpoc), dan Formasi Tarahan (Tpot), serta
hasil indeks aktivitas tektonik yang relatif masih tinggi pada zona Sesar Panjang.
Kata kunci: Sesar Panjang, morfometri kuantitatif, indeks aktivitas tektonik relatif,
intensitas rekahan, kerapatan rekahan.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2310240018
Keyword