(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Partisipasi dengan Pendekatan ABCD (Asset Based Community Development) (Studi Kasus: Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu)


ABSTRAK Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan yang menjadi sistem produksi pertanian. Konsep dari pengembangan kawasan agropolitan harus memiliki ciri-ciri seperti sebagian besar masyarakat mendapatkan pendapatan dari kegiatan pertanian dan sebagian besar kegiatan berlangsung memiliki fokus pada kegiatan pertanian. Pengembangan konsep kawasan agropolitan tengah diterapkan di Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu yang memiliki peruntukan sebagai kawasan agropolitan yang mendukung ketahanan pangan dan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2023 – 2043 Kabupaten Pringsewu. Maka dari itu, diharapkan kepada segala stakeholders terkait untuk menjaga dan mampu mengelola lahan pertanian yang tersebar di Kecamatan Gading Rejo, dalam penelitian ini terfokus pada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) karena dinilai sebagai lahan penyangga kawasan yang ditetapkan untuk melindungi dan dikembangkan secara konsisten dalam menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan yang sesuai dengan peruntukan dari Kecamatan Gading Rejo. Dalam mengembangkan kawasan agropolitan, dibutuhkan partisipasi dari berbagai stakeholders yang terlibat dalam rencana pengembangan kawasan agropolitan. Salah satu bentuk partisipasi tersebut datang dari kelompok yang secara langsung turun dalam kegiatan pertanian di Kecamatan Gading Rejo. Kelompok tersebut adalah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai pelaku usaha tani yang secara langsung mengelola lahan pertanian. Penelitian ini berusaha mengidentifikasi partisipasi dari Gapoktan dalam mengembangkan kawasan agropolitan melalui aset-aset yang dimiliki dengan melakukan pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), tantangan yang dihadapi dan upaya yang dilakukan selama melakukan pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Gading Rejo. Berdasarkan dari analisis, hasil dari penelitian ini adalah pelaku usaha tani sebenarnya sudah memahami bahwa Kecamatan Gading Rejo memiliki potensi dari aset natural, sosial, manusia, fisik, dan finansial akan tetapi memang dibutuhkan upaya pendekatan dan peningkatan supaya mampu memberikan hasil yang maksimal pada pengembangan kawasan agropolitan yang tengah dilakukan. Berdasarkan dari pendekatan ABCD dan analisis SWOT yang dilakukan juga memaparkan bahwa harus adanya perubahan dari pola pikir petani supaya mampu berani untuk mengambil langkah melakukan inovasi baru guna meningkatkan hasil pertanian, adanya peningkatan koordinasi dari Gapoktan dengan pemerintah dan swasta, kemudian pemberdayaan Gapoktan, Kelompok Tani, dan KWT yang tersebar di Kecamatan Gading Rejo sehingga secara bersama-sama mampu mempertahankan eksistensi dari Kecamatan Gading Rejo sebagai kawasan agropolitan. Dalam pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Gading Rejo memang memiliki komunitas pelaku usaha tani yang mendominasi kegiatan pertanian, akan tetapi karena masih adanya kurangnya harmonisasi dengan pemerintah dan swasta sehingga partisipasi belum dapat berjalan maksimal di Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. Kata-kunci: Agropolitan, Partisipasi Masyarakat, Pendekatan ABCD (Asset Based Community Development), Aset, Tantangan, Upaya

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2309230010

Keyword