(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Kestabilan Dan Pemodelan Lereng Dengan Metode Rock Mass Rating (RMR), Slope Mass Rating (SMR), Dan Q-Slope Di Lingkungan Industri Tembesu


Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Industri Tembesu, Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Kota Bandarlampung. Berdasarkan data BNPB tahun 2021, Kecamatan Sukabumi dikategorikan sebagai daerah yang rawan terhadap longsor. Pada Kawasan Lingkungan Industri Tembesu, akan dilaksanakan proyek pelebaran jalan dalam waktu dekat, sehingga diperlukan analisis geoteknik sebagai pertimbangan awal dalam perencanaan lereng yang stabil dan aman. Secara geometri, lereng penelitian termasuk dalam kategori curam dengan sudut bukaan lereng melebihi 70o yang menyebabkan rawan terjadinya longsor. Hal ini didukung dengan kejadian sebelumnya telah terjadi longsor di sebagian lereng. Lereng penelitian yang memiliki panjang total 80 meter yang dianalisis menjadi 2 tubuh lereng berdasarkan perbedaan geometrinya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan kelas massa batuan dengan menggunakan metode Rock Mass Rating menurut Bieniawski (1989), mengevaluasi kestabilan lereng menggunakan metode Slope Mass Rating menurut Romana (1985), dan Q-Slope menurut Bar dan Barton (2015), serta membuat pemodelan lereng yang direkomendasikan untuk menjaga kestabilan lereng. Pengambilan sampel batuan, pengukuran geometri lereng, dan penentuan parameter nilai RMR, SMR, dan Q-Slope dilakukan selama penelitian lapangan. Hasil perhitungan Rock Mass Rating menunjukkan bahwa kedua lereng termasuk dalam kelas III menunjukkan klasifikasi batuan sedang. Lereng 1 memiliki nilai RMR 46,9, sedangkan Lereng 2 memiliki nilai RMR 50,3. Hasil penilaian Slope Mass Rating, Lereng 1 tergolong kelas III dengan deskripsi lereng sebagian stabil, dengan nilai SMR 46,9. Sementara itu, Lereng 2 mendapat nilai SMR 50,3 dan juga masuk dalam kelas III dengan deskripsi lereng sebagian stabil. Perhitungan Q-Slope menunjukkan nilai 0,1 untuk Lereng 1 dan 0,06 untuk Lereng 2. Plot hasil perhitungan Q-Slope pada Q-Slope Stability Chart mengindikasikan bahwa kedua lereng termasuk dalam kategori lereng tidak stabil. Lereng penelitian perlu dilakukan redesain lereng dengan melakukan pemotongan lereng dan mengurangi sudutnya. Rekomendasi untuk Lereng 1 adalah mengurangi sudut hingga mencapai 42o dari sudut aktual, sementara Lereng 2 perlu dikurangi sudutnya menjadi 34o dari sudut aktual lereng Selain itu, beberapa saran penguatan lereng yang dapat dilakukan adalah menciptakan parit untuk mengalirkan air dan mencegah genangan air yang dapat memperburuk kondisi lereng, serta menghindari longsoran batuan yang dapat menutupi jalan. Disarankan juga untuk membuat sumur siphon guna mengurangi muka air tanah dan mengalirkannya ke parit yang telah dibuat, sehingga dapat membantu meningkatkan kestabilan lereng secara keseluruhan. Kata Kunci: Kestabilan lereng, RMR, SMR, Q-Slope, Tembesu.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2309210041

Keyword