(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Hidrodinamika di Perairan Gunung Anak Krakatau Sebelum dan Sesudah Erupsi Gunung Anak Krakatau Pada Tahun 2018


Salah satu gunung api aktif yang ada di perairan Indonesia adalah Gunung Api Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda, Wilayah Lampung Selatan. Pada tanggal 22 Desember 2018 telah terjadi erupsi gunung api yang menyebabkan longsoran pada salah satu sisi Gunung Anak Krakatau (GAK) dan diperkirakan menghilangkan 64 hektar dari bagian Gunung Anak Krakatau. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan topografi dasar laut dan karakteristik parameter gelombang dan arus sebelum dan sesudah erupsi Gunung Anak Krakatau 2018. Identifikasi topografi dasar laut menggunakan data point cloud Multibeam Echosounder pada tahun 2016 dan 2019 dengan perangkat lunak Caris Hips and Sips 12.1, Surfer 23, dan ArcGIS. Untuk analisis hidrodinamika dilakukan dengan menggunakan software MIKE 21 Flow Model dan Spectral Waves untuk mendapatkan informasi mengenai pola arus, kecepatan arus, pola gelombang, dan tinggi penjalaran gelombang sebelum dan sesudah erupsi dan longoran GAK Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada area studi kasus penelitian yaitu Perairan Gunung Anak Krakatau dengan koordinat batas daerah yaitu X = 544467.144 meter, Y = 9327734.885 meter; X = 548278.967 meter, Y = 9327734.885 meter; X = 548784.148 meter, Y = 9324106.764 meter; X = 540395.075 meter, Y = 9324122.073 meter terdapat pendangkalan dasar laut dengan nilai rata-rata sebesar 14,73 meter, sedangkan luas pendangkalan yaitu sebesar 38,5 km2 dengan nilai volume pendangkalan adalah 0,8 km3. Nilai pendangkalan terbesar berada di titik X = 547424,3 m; Y = 9324239 m dengan perbedaan elevasi sebesar 77 m di sisi selatan GAK. Analisis hidrodinamika pada wilayah studi pada titik koordinat X = 105, 416° dan Y = -6,1011° menunjukan nilai tinggi gelombang signifikan pada skenario 1 (pra-bencana) sebesar 0,532 meter, nilai tersebut lebih besar dibandingkan pada skenario 2 (pasca-bencana) yaitu sebesar 0,396 meter, sedangkan nilai kecepatan arus rata-rata pada skenario 1 sebesar 0,0075 m/s, nilai tersebut lebih kecil dibandingkan skenario 2 sebesar 0,0103 m/s. Kata Kunci: Gunung Anak Krakatau, Pendangkalan, Erupsi, Longsoran, Arus, Gelombang, Multibeam Echosounder

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2309170001

Keyword