(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS MINIMALISASI BIAYA OBAT ANTIHIPERTENSI LISINOPRIL ATAU CANDESARTAN PADA PASIEN HIPERTENSI DISERTAI GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG


Hipertensi dapat merusak pembuluh darah, yang jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan komorbid terbanyak pada pasien hipertensi di Indonesia dengan persentase 51%. Keberhasilan terapi hipertensi disertai GGK dapat ditunjang dengan pemberian antihipertensi. Beragamnya alternatif terapi antihipertensi menjadikan studi farmakoekonomi dibutuhkan agar diperoleh terapi yang efisien secara biaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui obat antihipertensi yang paling minimal di antara lisinopril dengan candesartan yang digunakan pada pengobatan hipertensi disertai GGK (ICD-10 I12.0) di Instalasi Rawat Inap berdasarkan perspektif RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2022. Penelitian ini bersifat non-eksperimental observasional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari penelusuran data sekunder yang berasal dari rekam medis, rincian obat pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dan rincian biaya medis langsung pada Bagian Keuangan RSUD. Biaya yang dikumpulkan berupa biaya medis langsung yang meliputi biaya obat antihipertensi, biaya obat penunjang, biaya obat penyerta, biaya laboratorium, ICU, IGD, hemodialisa, dan rawat inap. Penelitian menunjukan rata-rata total biaya perawatan terapi antihipertensi lisinopril lebih tinggi dibandingkan candesartan, dengan lisinopril sebesar Rp 3.778.163 sedangkan candesartan sebesar Rp 3.307.740. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan antihipertensi candesartan lebih minimal dibandingkan dengan lisinopril dengan nilai penghematan sebesar Rp 470.423.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2308080084

Keyword