(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA MITIGASI BENCANA TSUNAMI (STUDI KASUS : DESA WAY MULI, WAI MULI TIMUR, DAN KUNJIR, KECAMATAN RAJABASA, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN)


Desa Way Muli, Wai Muli Timur, dan Kunjir merupakan desa di Kecamatan Rajabasa yang mengalami kerusakan parah akibat adanya tsunami Selat Sunda pada tahun 2018, ratusan rumah baik permanen maupun semi permanen mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan pada saat kejadian tsunami, ketiga desa tersebut memiliki nilai run up tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan yaitu berkisar pada rentang 4-6 meter. Selain itu, ketiga desa tersebut juga merupakan desa dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak. Adanya kejadian tersebut menggambarkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana masih rendah. Dengan mengupayakan kesiapsiagaan di kalangan masyarakat berarti juga menyiapkan masyarakat untuk mengupayakan mitigasi bencana sehingga dapat menekan tingkat kerugian. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana. Pada penelitian ini menggunakan metode mix method, metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi mitigasi yang telah dilakukan di ketiga desa tersebut. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil karakteristik masyarakat dan wilayah serta tingkat kesiapsiagaan masyarakat yang diperoleh dari penyebaran kuesioner ke masyarakat. Sampel yang digunakan pada penelitian ini 292 responden dengan teknik probability sampling dan teknik random sampling. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Berdasarkan analisis skoring didapatkan hasil yaitu Desa Way Muli memiliki nilai indeks 67 dan Desa Wai Muli Timur memiliki nilai indeks 66 yang keduanya termasuk kedalam kategori siap. Sedangkan untuk Desa Kunjir memiliki nilai indeks 64 termasuk dalam kategori hampir siap. Perbedaan nilai indeks dari masing-masing desa dapat dipengaruhi dari tingkat pendidikan, ekonomi, keikutsertaan masyarakat dalam sosialisasi kebencanaan. Tingkat kesiapsiagaan dalam upaya mitigasi bencana tergambarkan pada tingginya pengetahuan masyarakat dari ketiga desa tersebut mengenai kebencanaan, respon pada saat terjadinya bencana, dan serta memanfaatkan mitigasi yang telah disediakan secara maksimal guna mengurangi risiko bencana. Meskipun telah dilakukan upaya-upaya mitigasi, tetapi terdapat beberapa kendala seperti belum tersedianya sistem peringatan bencana, keikutsertaan masyarakat dalam pelatihan, belum terbentuknya rencana kontijensi tsunami, serta pembentukan destana yang baru terbentuk diakhir tahun 2022. Sehingga dari ketiga desa tersebut tetap perlu melakukan peningkatan kesiapsiagaan dalam upaya mitigasi bencana. Kata Kunci : Tingkat Kesiapsiagaan, Mitigasi, Tsunami

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2308030062

Keyword