(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Pengaruh Tingkat Delignifikasi dalam Ekstraksi Nanofibril Selulosa Bambu Ampel terhadap Karakteristik Bioplastik


Plastik konvensional yang digunakan sebagai kemasan berasal dari bahan baku minyak bumi yang tidak dapat terdegradasi sehingga menyebabkan pencemaran plastik. Bioplastik dikembangkan untuk menggantikan plastik sintetis karena berasal dari sumber daya terbarukan seperti pati, menghasilkan plastik yang mudah terurai dan ramah lingkungan. Bioplastik telah banyak dikembangkan hingga memanfaatkan berbagai jenis bahan penguat untuk meningkatkan nilai sifat mekaniknya, salah satunya nanofibril selulosa. Nanoselulosa akan melewati tahap delignifkasi untuk memutus ikatan lignin pada selulosa. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik bioplastik yang diperkuat nanofibril selulosa bambu ampel pada berbagai tingkat delignifikasi. Singkong racun (Manihot glaziovii) varietas UJ3 Thailand dan nanofibril selulosa bambu ampel akan digunakan dalam penelitian ini. Bioplastik dibuat dengan mencampurkan 10 gram pati dan nanofibril selulosa dengan berbagai tingkat delignifikasi dimulai dari satu hingga empat kali serta tanpa delignifikasi. Larutan dipanaskan menggunakan hot plate di suhu 80 oC selama 10 menit, kemudian menambahkan gliserol dan PVA. Parameter yang dievaluasi meliputi densitas, sifat mekanik, serapan uap air, dan biodegradabilitas. Hasilnya menunjukkan variasi terbaik terdapat penambahan nanofibril selulosa bambu ampel dengan delignifikasi dua kali dengan densitas 1,41 g.cm-3, nilai kuat tarik 9,74 MPa, elongasi patah 24,06%, modulus Young’s 42,15 MPa, serapan uap air hingga 57,89

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2307100012

Keyword