PENENTUAN ZENITH TROPOSPHERIC DELAY (ZTD) MENGGUNAKAN DATA CORS GNSS TAHUN 2016 - 2020 (Studi Kasus : Provinsi Lampung)
INTISARI
Satelit GNSS dalam pengamatannya memancarkan sinyal dalam bentuk gelombang elektromagnetik menuju stasiun pengamatan (receiver) yang berada di permukaan bumi. Dikarenakan perbedaan medium yang dilewati, sinyal satelit yang di transmisikan ke receiver akan mengalami hambatan ketika menembus lapisan atmosfer, sehingga transmisi sinyal mengalami penundaan (delay) dan pembelokan (bending) yang menimbulkan penyimpangan jarak tempuh sinyal menuju receiver. Penyimpangan jarak tempuh sinyal mengakibatkan penundaan propagansi atau perubahan waktu yang dibutuhkan sinyal untuk menembus lapisan troposfer, hal ini disebut dengan Zenith Tropospheric Delay (ZTD). Dalam penentuan posisi, bias atau penyimpangan ini harus di eliminasi secara maksimal karena dianggap sebagai gangguan (noise). Akan tetapi, dalam studi meteorologi justru noise ini dianggap sebagai informasi (signal) berharga yang dapat memberikan gambaran terkait proses fisis yang terjadi di atmosfer.
Penelitian ini membahas terkait penentuan estimasi nilai ZTD menggunakan data pengamatan CORS GNSS. Pengolahan data dilakukan dengan metode PPP melalui platform online. Hasil pengolahan data pengamatan ini, selain diperoleh posisi stasiun CORS juga diperoleh nilai ZTD beserta komponennya. Hasil estimasi nilai ZTD setiap stasiun CORS berbeda-beda dikarenakan kondisi atmosfer (cuaca) di wilayah setiap stasiun berbeda.
Estimasi nilai ZTD dari proses pengolahan didapatkan untuk tahun 2016 ZTD tertinggi berada di stasiun CSBK pada doy182 sebesar 2682,8 mm, ZTD tertinggi tahun 2017 pada stasiun CTCN doy274 sebesar 2650,2 mm, ZTD tertinggi sepanjang tahun 2018 sampai 2020 didapatkan terjadi pada satasiun CKRI dengan nilai doy001.18 sebesar 2655,8 mm, doy001.19 sebesar 2676,4 mm dan doy091.20 sebesar 2691,0 mm.
Kata Kunci : ZTD, Atmosfer, CORS GNSS
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2306070008
Keyword