(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS FASIES, PROVENAN, DAN MODEL SEJARAH PENGENDAPAN FORMASI PUCANGAN DAN FORMASI KABUH SUB-CEKUNGAN LAMONGAN, JAWA TIMUR


Pada April 2022 tim Pusat Survei Geologi (PSG) melakukan penelitian mengenai potensi cadangan hidrokarbon nonkonvensional di Sub-Cekungan Lamongan, Jawa Timur. Upaya awal dalam mencari potensi cadangan hidrokarbon nonkonvensional yaitu dengan mengetahui karakteristik batuan sedimen. Salah satu penelitian dilakukan pada sebuah singkapan yang berada di Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang menyingkap sikuen Formasi Pucangan dan Formasi Kabuh dengan baik. Penelitian secara rinci mengenai fasies dan provenan pada Formasi Pucangan dan Formasi Kabuh saat ini masih terbatas oleh karena itu dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk menentukan fasies, batuan asal, dan sejarah pengendapan Formasi Pucangan dan Formasi Kabuh. Analisis fasies dilakukan pembuatan penampang stratigrafi terukur pada singkapan 22 LS 01A dan 22 RN 01A setebal 179 meter. Analisis provenan dilakukan terhadap sampel 22 LS 01B, 22 LS 01C, 22 LS 01G, 22 LS 01H, 22 LS 01I, 22 LS 01J, 22 LS 01L, dan 22 RN 01B dengan melakukan pengamatan petrografi menggunakan metode point counting untuk mengetahui modal komposisi mineral. Sedangkan dalam penentuan umur relatif dan lingkungan pengendapan relatif dilakukan analisis foraminifera terhadap sampel 22 LS 01A dan 22 RN 01B. Hasil dari penelitian menunjukan Formasi Pucangan dan Formasi Kabuh berasal dari provinsi basement uplift dan magmatic arc berupa dissected arc dan transitional arc, serta setting tektonik berada di continental margin arc, strike slip, dan backarc island. Hasil analisis fasies teridentifikasi 50 fasies yang dikelompokan menjadi 5 asosiasi fasies yaitu, asosiasi fasies 1 (AF1): sand flat, asosiasi fasies 2 (AF2): mixed flat, asosiasi fasies 3 (AF3): braided rivers, asosiasi fasies 4 (AF4): lacustrine, dan asosiasi fasies 5 (AF5): mixed flat-sand flat. Dalam sejarah pengendapannya terbagi menjadi 2 fase pengendapan yaitu pengendapan Formasi Pucangan (sikuen 1) dan pengendapan Formasi Kabuh (sikuen 2 dan sikuen 3), yang menunjukan perubahan lingkungan pengendapan dari sistem estuari ke lingkungan darat dan kembali ke sistem estuari.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2306060091

Keyword