PERBANDINGAN LAJU INFILTRASI DENGAN PENDEKATAN HORTON DAN PHILIP (STUDI KASUS: INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA)
Pesatnya pembangunan infrastruktur di Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dalam
menunjang kebutuhan proses pembelajaran, dapat mengakibatkan berkurangnya lahan
hijau sehingga proses infiltrasi tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis tanah dan besarnya laju infiltrasi yang terjadi pada 8 (delapan) titik lokasi yang
tersebar di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), dimana titik lokasi tersebut dipilih
berdasarkan master plan 2039 merupakan lokasi-lokasi yang akan terbangun infrastruktur
diatasnya. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan menggunakan alat double ring
infiltrometer serta menggunakan metode Horton dan metode Philip. Metode infiltrasi
Horton mempunyai tiga parameter yang menentukan proses infiltrasi dalam tanah yaitu
parameter k, infiltrasi awal (fo) dan infiltrasi konstan (fc), dan metode Philip mempunyai
dua parameter yaitu parameter k dan sorptivitas (s). Berdasarkan Horton didapakan nilai
rata-rata laju infiltrasi pada lokasi A1 sebesar 2,6 cm/jam, lokasi B1 sebesar 2,6 cm/jam,
lokasi B2 sebesar 2,4 cm/jam dengan klasifikasi laju infiltrasi sedang dan jenis tanah sandy
loam, pada lokasi A2 nilai rata-rata laju infiltrasi sebesar 32,4 cm/jam, lokasi D1 37,6
cm/jam dengan klasifikasi laju infiltrasi sangat cepat, pada lokasi C1 nilai rata-rata laju
infiltrasi sebesar 13,4 cm/jam, lokasi D2 sebesar 14 cm/jam dengan klasifikasi laju infiltrasi
cepat dan pada lokasi C2 sebesar 8,4 cm/jam dengan klasifikasi laju infiltrasi agak cepat
dengan jenis tanah loamy sand. Dapat disimpulkan bahwa laju infiltrasi terbesar terdapat
pada lokasi D1 dan laju infiltrasi terkecil terdapat pada lokasi B2, dengan rata-rata jenis
tanah di ITERA adalah sandy loam dan loamy sand. Hasil perhitungan nilai laju infiltrasi
menggunakan metode Horton dan metode Philip di validasi mengunakan metode MAE,
NSE dan RMSE, dimana pada penelitian ini nilai laju infiltrasi metode Horton lebih
mendekati nilai laju infiltrasi lapangan. Sehingga pada penelitian ini membuktikan bahwa
metode Horton lebih baik dibanding metode Philip.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2304060013
Keyword