GEOLOGI DAERAH GUNUNG RATU DAN SEKITARNYA, KECAMATAN SUOH, KABUPATEN LAMPUNG BARAT, PROVINSI LAMPUNG
Wilayah penelitian berada di daerah Gunung Ratu, Kecamatan Suoh, Kabupaten
Lampung Barat, Provinsi Lampung. Pada wilayah penelitian tersingkap batuan
vulkanik gunung api tua hingga muda dan adanya pergerakan Sesar Besar Sumatra
yang membentuk cekungan pull-apart membuat wilayah penelitian menarik untuk
diteliti lebih lanjut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan
geologi permukaan seluas 5x5 km atau setara dengan 25 km2
dengan skala 1:25.000 dengan tujuan untuk mendapatkan informasi geologi meliputi geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi, dan dapat digunakan untuk merekonstruksi sejarah
geologi pada wilayah daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan tiga analisis meliputi analisis geomorfologi, analisis petrografi, dan analisis struktur geologi. Dari hasil peneletian di lapangan didapatkan 87 singkapan yang berhasil
diidentifikasi dan 13 diantaranya dilakukan pengambilan sampel batuan yang kemudian dilakukan analisis sayatan tipis. Berdasarkan hasil penelitian, secara geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi tiga satuan, yaitu Satuan Kipas
Aliran Piroklastik Suoh (V15) yang memiliki luas 16,79 km2, Satuan Dataran Aluvium Suoh (F1) yang memiliki luas 6,93 km2, dan Satuan Danau Asam (F8) yang memiliki luas 1,28 km2. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi empat
satuan tidak resmi yaitu, Satuan Tuf Lapili, Satuan Breksi Piroklastik, Satuan Tuf Debu, dan Endapan Aluvium. Struktur geologi pada daerah penelitian berhasil teridentifikasi adalah sesar mendatar menganan semangko bagian timur dan sesar
mendatar menganan curuggading. Sejarah geologi daerah penelitian dibagi menjadi empat fase, fase pertama terjadi pada kala Miosen – Pliosen merupakan fase keterbentukan cekungan dengan mekanisme pull apart yang dipicu oleh pergerakan
sesar Sumatra, fase kedua terjadi pada kala Pliosen – Plistosen yang merupakan letusan Gunung Ranau membuat satuan tuf lapilli terbentuk secara jatuhan dan aliran, fase ketiga terjadi pada kala Plistosen – Holosen yang merupakan letusan
dari Bukit Penetoh yang membuat satuan breksi piroklastik terendapkan secara aliran dan letusan Gunung Loreng membuat satuan tuf debu terendapkan secara jatuhan, fase keempat terjadi pada kala Holosen – Sekarang yang merupakan
pembentukan endapan aluvium yang menandakan adanya pelapukan dan erosi yang terjadi pada daerah penelitian.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2304040014
Keyword