GEOLOGI DAN ANALISIS PERENCANAAN BUKIT ALAMI SEBAGAI TEMPAT EVAKUASI TSUNAMI PADA DAERAH KETAPANG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, PROVINSI LAMPUNG
Daerah penelitian berada pada Daerah Ketapang dan sekitarnya, Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Daerah penelitian termasuk wilayah yang
dekat dengan Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau. Secara umum penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi yang meliputi geomorfologi,
stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi, serta secara khusus menilai tingkat
kerawanan tsunami dan daya dukung tanah pada bukit alami sebagai tempat
perencanaan evakuasi tsunami. Penelitian untuk pemetaan mandiri dilakukan
dengan luas wilayah 25 km2
, sedangkan untuk studi khusus dilakukan dengan luas
wilayah 236x204 m. Secara geomorfologi, daerah penelitian terbagi atas lima
satuan diantaranya Satuan Dataran Pantai Ketapang, Satuan Dataran Aliran
Piroklastik Ruguk, Satuan Dataran Aliran Lava Ruguk, Satuan Perbukitan Aliran
Piroklastik Hatta, dan Satuan Dataran Aliran Lava Ruguk. Daerah penelitian terdiri
atas tiga satuan batuan dan satu endapan, diantaranya Satuan Andesit, Satuan Tuf
Lapili, Satuan Tuf, dan Endapan Aluvium. Daerah penelitian memiliki indikasi
sesar berdasarkan analisis data kekar pada titik RR-83, dengan jenis Sesar Mendatar
Way Ruguk. Rekonstruksi sejarah geologi meliputi Periode Neogen (Pliosen), Kala
Plio-Pleistosen, dan Periode Kuarter (Holosen). Daerah perencanaan tempat
evakuasi tsunami berada pada Desa Tridhamar Atas, Kecamatan Ketapang pada
kavlingan pemetaan geologi. Sesuai dengan Peta Kerawanan Tsunami yang telah
dibuat berdasarkan analisis geospasial, Desa Tridhamar Atas berada pada zona
kerawanan sedang-rendah. Bukit tempat perencanaan evakuasi tsunami telah
dilakukan pengambilan data menggunakan alat Dynamic Cone Penetrometer
(DCP) sebanyak 35 titik dengan jarak 15-50 meter menggunakan konus 30°. Nilai
DCP dilakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai California Bearing Ratio
(CBR). Pada daerah perencanaan tempat evakuasi tsunami, memiliki nilai CBR
yang didominasi dengan jenis subbase (lapis fondasi bawah). Pada puncak bukit
daerah penelitian memiliki nilai CBR dengan jenis base or subbase (lapis fondasi
atas). Adapun nilai CBR dengan jenis subgrade (lapis tanah dasar) yang perlu
diantisipasi, bisa menyebabkan pergeseran tanah atau bidang gelincir pada tanah.
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut pada nilai CBR jenis subgrade untuk
memperkuat nilai daya dukung tanah pada bukit daerah penelitian.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2301170047
Keyword