Perancangan Sekolah Tinggi Arsitektur & Desain di Bandar Lampung
Sebuah yayasan swasta di Kota Bandar Lampung berencana membangun sebuah perguruan tinggi yang
yang berfokus pada rumpun ilmu arsitektur dan desain. Hal ini dilatarbelakangi dari tingginya peluang
yang ada dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dengan latar pendidikan ilmu desain.
Peluang tersebut menjadi visi yayasan ini untuk menciptakan perguruan tinggi berupa Sekolah Tinggi
Arsitektur & Desain dengan sistem terbaik didalamnya. Strateginya adalah dengan penciptaan desain
khusus bangunan perguruan tinggi yang memenuhi solusi dan sistem pembelajaran mahasiswa sebagai
calon desainer didalamnya. Indonesia memiliki beragam jenis sekolah tinggi, namun untuk sekolah
tinggi rumpun ilmu arsitektur dan desain masih sangat sedikit jumlahnya. Sistem pendidikan yang
sedikit lebih rumit dan tingginya kebutuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam pemenuhan standar
pendidikan di rumpun ilmu ini menjadi tantangan besar di dalamnya. Sistem pendidikan pada rumpun
ilmu arsitektur & desain diketahui mengharuskan dominasi mata kuliah berbasis praktik dimana dalam
sistem pembelajarannya memiliki nilai SKS yang lebih besar atau beban belajar yang lebih banyak. Para
mahasiswa arsitektur dan desain dituntun untuk berpraktik kreatif dalam merancang di kurun waktu
yang lama di perguruan tinggi yang kurang lebih 12 jam/minggu di satu mata kuliah saja. Proses ini
berdampak pada desain bangunan yang harus membangunkan sisi kreatifitas mahasiswa sekaligus
menjadi tempat terbaik dalam proses pendidikan. Berangkat dari teori design thinking yang pelopori
oleh Tim Brown, menyatakan bahwa pemenuhan konsep desain harusnya didasari oleh kebutuhan
penggunanya itu sendiri atau manusia yang disebut “Human Centered Design”. Teori ini memiliki 5
tahapan yang digunakan dalam menemukan konsep yang tepat hingga dapat mencapai desain berbasis
“Human Centered Design”. Melalui teori ini, proyek sekolah tinggi arsitektur dan desain mengadopsi
konsep “Designer Centered Design” yang merupakan konsep hasil dari tahapan solusi teori design
thinking diatas yang kemudian diadaptasi menjadi konsep berbasis kebutuhan dasar penggunanya yaitu
para desainer dan calon desainer di dalamnya. Pendekatan desain yang digunakan adalah sistem passive
cooling pada sub konsep sustainable architecture.
Kata Kunci: Sekolah Tinggi, Bangunan Pendidikan, Design Thinking Metode, Human Centered
Design, Passive Cooling
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2301160035
Keyword