(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Penggunaan Data GNSS Tahun 2018-2021 Untuk Evaluasi Beberapa Model Pergerakan Lempeng Sundaland (Studi Kasus: Wilayah Timur Sesar Sumatra)


Lempeng Sundaland merupakan salah satu lempeng mikro yang mencakup wilayah Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat. Pergerakan lempeng Sundaland telah didefinisikan dalam beberapa model yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu: Sella (2002), Bock (2003), Prawirodirdjo (2004), Simons (2007), DeMets (2010), Argus (2011), Altamimi (2012), Yong (2017), Kreemer (2014), dan Kuncoro (2019). Model-model pergerakan lempeng Sundaland tersebut memiliki perbedaan pada beberapa aspek, salah satunya yaitu parameter rotasi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi terhadap model-model tersebut sehingga dapat diperoleh model terbaik untuk mendefinisikan pergerakan lempeng Sundaland. Penelitian dilakukan di wilayah timur sesar Sumatra menggunakan data InaCORS dan SuGAr yang diolah menggunakan AUSPOS dan Bernese. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membandingkan metode pengolahan data GNSS menggunakan layanan AUSPOS dan Bernese serta membandingkan nilai kecepatan pergeseran titik pengamatan yang telah direduksi terhadap efek pergerakan lempeng Sundaland yang dihasilkan dari masing-masing model. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan dengan Bernese menghasilkan rata-rata nilai kecepatan pergeseran sebesar 36,144±0,677 mm/tahun pada komponen timur-barat dan -1,824±0,192 mm/tahun pada komponen utara-selatan. Sedangkan pengolahan dengan AUSPOS menghasilkan rata-rata nilai kecepatan pergeseran sebesar 28,007±0,313 mm/tahun pada komponen timur-barat dan -6,291±0,230 mm/tahun pada komponen utara-selatan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model yang dikemukakan oleh Altamimi (2012) menghasilkan rata-rata resultan pergeseran titik pengamatan sebesar 2,936 mm/tahun setelah proses reduksi efek pergeseran lempeng Sundaland. Nilai ratarata resultan pergeseran yang dihasilkan oleh model Altamimi (2012) lebih kecil dibandingkan dengan model lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa model Altamimi (2012) merupakan model terbaik untuk mendefinisikan pergerakan lempeng Sundaland.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2212260001

Keyword