(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

REVITALISASI PASAR BAMBU KUNING LAMPUNG MENJADI PASAR MODERN MELALUI PENDEKATAN PLACEMAKING


Di zaman yang sangat berkembang ini, eksistensi pasar tradisional sering tergeser oleh keberadaan pasar modern yang sangat maju dalam hal kebersihan lingkungan, kemudahan pembayaran yang dapat menggunakan kartu ATM dan e-money, serta lengkapnya barang jual. Tidak seharusnya pasar tradisional ditinggalkan begitu saja, karena pasar dengan konsep tradisional merupakan salah satu identitas budaya masyarakat Indonesia yang banyak juga memiliki kelebihan; harga lebih terjangkau, dapat melakukan transaksi tawar menawar, jadwal buka yang lebih awal (pagi), dan barang yang dijualpun relatif lengkap. Namun, terdapat pula beberapa faktor kekurangan yang membuat pasar tradisional menimbulkan isu ketidaknyamanan bagi masyarakat sebagai pengguna. Salah satu isu krusialnya adalah lingkungan yang kotor (kurang terawat) sehingga menimbulkan bau. Pada akhirnya, banyak masyarakat yang lebih memilih pasar modern seperti shopping mall, department store, hypermart, dan supermarket ketimbang pasar tradisional yang sudah tersedia. Maka dari itu untuk merespon kondisi sekaligus menyesuaikan perkembangan zaman, salah satu bentuk solusinya yaitu merancang sebuah proyek pasar berkonsep tradisional bercitra modern. Pasar Bambu Kuning merupakan salah satu pasar tradisional Kota Bandar Lampung yang akan dijadikan sebagai lahan proyek revitalisasi dikarenakan kondisinya yang tidak terlalu hidup sebagai sebuah pasar. Perancangan revitalisasi pasar modern menggunakan pendekatan placemaking, sebuah istilah yang memiliki upaya baik dalam meningkatkan kualitas nilai sebuah ruang atau bangunan yang berhubungan erat dengan komunitas (manusia) sebagai pengguna, secara individual maupun kolektif. Placemaking memiliki beberapa poin aspek implementasi, diantaranya: physical form, land uses, function, dan social opportunity yang masing-masing akan disesuaikan dengan konteks eksisting Pasar Bambu Kuning. Desain pasar menghasilkan dua jenis fungsi pasar; basah dan kering, tanpa menghilangkan identitas Pasar Bambu Kuning sebagai pasar tekstil. Hasilnya adalah sebuah desain pasar tradisional bercitra modern dengan berbagai macam fitur seperti area hijau yang besar, ruang publik, fleksibilitas susunan ruang, ramah iklim, serta ruang-ruang dalam bangunan yang menitikberatkan masyarakat sebagai orientasi sesuai dengan pendekatan yang digagas. Kata Kunci: Pasar Tradisional; Pasar Modern; Revitalisasi; Placemaking

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2212250001

Keyword