(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN AREA BERPOTENSI BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) SERTA KERUGIAN EKONOMI LINGKUNGANNYA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai kerugian ekonomi akibat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga tahun 2021 mencapai US$ 16,1 miliar atau sekitar 229,6 triliun Rupiah dengan kasus kebakaran tertinggi terjadi pada tahun 2015 dan 2019. Dampak ekonomi dari krisis kebakaran pada tahun 2015 pada sektor pertanian dan kehutanan diperkirakan sebesar 120 triliun Rupiah, dengan 26 persen dari total tersebut merupakan biaya untuk memperbaiki lingkungan hidup. Salah satu wilayah yang kerap terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan adalah Kabupaten Musi Banyuasin, dengan 7.700 hektar (ha) lahan hangus terbakar pada tahun 2018 lalu. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang mempermudah proses pengolahan pada Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menghasilkan nilai dari faktor-faktor penyebab potensi bencana karhutla. Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta digital sebaran lokasi berpotensi bencana karhutla, sehingga dapat dianalisis dan diestimasi luas area yang berpotensi karhtula dan besaran potensi kerugian ekonomi lingkungan yang timbul. Hasil penelitian ini adalah peta potensi bencana karhutla berdasarkan kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2019, serta besar kerugian ekonomi lingkungan yang timbul akibat karhutla berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) No. 07 Tahun 2014 tentang Kerugian Lingkungan Hidup Akibat Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup. Hasil analisis Kabupaten Musi Banyuasin memiliki 4 kelas berpotensi bencana karhutla yaitu Rendah seluas 262.046,2 ha (18,4%), klasifikasi Sedang seluas 831.554,4 ha (58,3%), klasifikasi Tinggi seluas 299.654,4 ha (21,0%), dan klasifikasi Sangat Tinggi seluas 33.341 ha (2,3%) dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Musi Banyuasin seluas 1.426.596 ha. Kecamatan dengan potensi sangat tinggi terjadinya bencana karhutla adalah Kecamatan Bayung Lencir, diketahui pada area tersebut masih didominasi oleh pertanian lahan kering campur yang dapat dengan mudah terbakar, curah hujan yang rendah, dan tanah gambut yang masih mendominasi. Kerugian ekonomi lingkungan yang timbul di Kabupaten Musi Banyuasin dari data burn area (area terbakar) dari Satelit AQUA MODIS tahun 2019 dengan luas 42.909 ha adalah sebesar 3,296 triliun Rupiah.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2211030001

Keyword