(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN EVALUASI BIOAKTIVITAS POTENSIAL KULIT BATANG BAKAU MINYAK (Rhizophora apiculata) DARI PESISIR LAMPUNG TERHADAP SEL KANKER SERVIKS (Human Cervical Cancer Cell Line HeLa)


Rhizophora apiculata merupakan salah satu tumbuhan bakau yang hidup di hutan mangrove, yang memiliki potensi sebagai salah satu sumber senyawa bioaktif. Kandungan metabolit sekunder yang ada dalam tumbuhan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional & juga memiliki bioaktivitas sebagai antikanker, antioksidan, antidiabetes dan antibakteri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman ini dalam pengembangan obat baru yaitu terlebih khusus sebagai obat kanker serviks yang merupakan jenis kanker terbanyak keempat yang diderita oleh kalangan wanita. Adapun metode untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder yaitu dengan teknik maserasi pada sampel kulit batang dalam pelarut metanol dan etil asetat sehingga diperoleh ekstrak kasar. Kedua ekstrak kasar dilakukan uji fitokimia, diketahui bahwa ekstrak metanol mengandung senyawa golongan alkaloid, steroid/terpenoid, tanin tetapi negatif flavonoid dan saponin sedangkan pada ekstrak etil asetat mengandung alkaloid, steroid/terpenoid, tanin, flavonoid dan negatif saponin. Kemudian dilakukan uji antioksidan, diperoleh ekstrak metanol dan etil asetat dengan IC50 sebesar 43,47588 µg/ml dan 107,498 µg/ml maka dipilih ekstrak metanol untuk uji selanjutnya dikarenakan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dan massa yang cukup banyak dari ekstrak etil asetat. Sebanyak 30 gram ekstrak metanol difraksinasi menggunakan teknik KCV menghasilkan sebanyak 27 fraksi dan digabungkan sesuai pola KLT sehingga diperoleh 10 fraksi yaitu fraksi (A-J). Dari sepuluh fraksi (A-J) dipilih fraksi D untuk dilakukan kolom kromatografi yang menghasilkan 6 fraksi. Kemudian Fraksi D6 dipilih untuk dilakukan pemurnian lebih lanjut menggunakan teknik rekristalisasi, uji KLT system tiga eluen diperoleh satu spot noda pada plat KLT, dan uji titik leleh diperoleh 116,1oC-117,7oC sehingga didapatkan senyawa murni X yang akan menjadi contoh untuk melakukan kolom pada fraksi lainnya. Adapun karakterisasi menggunakan FTIR, senyawa X diperoleh memiliki serapan pada rentang bilangan gelombang yaitu 1714,6 cm-1 yang merupakan gugus okso (C=O) dan rentang OH pada 3302,4 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus hidroksil dan adanya peregangan CH pada rentang 2922,2 cm-1, 2855,1 cm-1, 1461,1 cm-1, 1371,7 cm-1. Identifikasi struktur dengan UV-Vis menunjukkan panjang gelombang maksimum 310 nm, hal ini menunjukkan adanya eksitasi dari n ke π*. Eksitasi tersebut menunjukan adanya ikatan rangkap terkonjugasi, sehingga senyawa X diduga mengandung ikatan cincin aromatic yang terkonjugasi. Berdasarkan perlakuan yang telah dilakukan dengan berdasarkan data analisis senyawa X merupakan salah satu golongan terpenoid. Senyawa murni dilakukan uji bioaktivitas dengan nilai IC50 yaitu 114,06 µg/ml, nilai ini menunjukkan bahwa senyawa murni tersebut tidak toksik terhadap sel kanker.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2208310017

Keyword