(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

RELOKASI GEMPA SWARM TANGGAMUS MENGGUNAKAN METODE DOUBLE DIFFERENCE


Kabupaten Tanggamus (Lampung) memiliki tingkat resiko bencana gempa bumi tinggi yang dapat disebabkan oleh patahan aktif di darat, salah satunya Sesar Semangko. Mulai 30 Juni 2021 Tanggamus teridentifikasi terjadi gempa swarm karena tidak ditemukan gempa utama dan memiliki frekuensi kejadian yang tinggi dengan magnitudo kecil, serta hanya tersebar di sekitar Teluk Semangko (Supendi dkk., 2021). Sebagai langkah kesiapan mitigasi, studi kegempaan sangat diperlukan salah satunya penentuan sumber gempa (hiposenter). Untuk meningkatkan kualitas posisi hiposenter, dilakukan relokasi menggunakan metode Double Diffrence yang mengasumsikan bahwa jarak hiposenter antara dua gempa lebih kecil daripada jarak ke stasiun. Daerah penelitian ini terbatas dengan koordinat 104° s.d 105° BT serta -5° s.d -6° LS dan sumber data diperoleh dari BMKG Kotabumi, Lampung Utara berupa data waktu tempuh format (*pha). Sebanyak 253 event berhasil terelokasi dari 258 event keseluruhan menunjukkan pergeseran posisi episenter yang semakin berkumpul akibat proses clustering. Hasil cross section dan analisis persebaran hiposenter menunjukkan bahwa gempa swarm Tanggamus berhubungan dengan beberapa pecahan sesar normal antitetik berarah barat laut - tenggara yang sejajar dengan sesar utama. Kata Kunci : Gempa swarm, Relokasi, Double Difference

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2208290203

Keyword