(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Faktor Utama Pembentuk Permukiman Kumuh di Kelurahan Srengsem Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)


Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya akan semakin meningkat, hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang semakin terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang memilih tinggal di wilayah pinggiran tanpa memperhatikan kondisi lingkungan tempat mereka tinggal. Sehingga menyebabkan semakin bertambahnya kawasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan seperti Kota Bandarlampung. Keberadaan permukiman kumuh di Kelurahan Srengsem dapat dinyatakan adanya permasalahan sosial, ekonomi, maupun lingkungan pada kawasan tersebut. Kawasan permukiman kumuh yang sebelumnya sudah ditangani dan dinyatakan sudah tidak kumuh pada tahun 2018, tetapi kembali terbentuk sebagai permukiman kumuh berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandarlampung No. 165 Tahun 2021 Tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Bandarlampung Tahun 2021. Pada penelitian ini dilakukan untuk mengkaji faktor utama pembentuk permukiman kumuh di Kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang. Dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik kawasan permukiman kumuh dan menganalisis faktor utama yang menjadi penyebab kembali terbentuknya kawasan permukiman kumuh. Adapun 2 metode analisis yang digunakan adalah metode statistik deskriptif dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perkembangan penduduk pada Kelurahan Srengsem telah ada sejak tahun 1960 an hingga saat ini, dengan karakteristik permukiman yang berada pada kawasan perbukitan. Pertumbuhan kawasan yang semakin meningkat dengan potensi kawasan berupa industri dan pelabuhan, menarik masyarakat untuk tinggal pada kawasan tersebut dan memenuhi kebutuhan pokok mereka. Perkembangan kawasan permukiman menyebabkan timbulnya permasalahan baik dari kondisi fisik bangunan, kondisi sarana prasarana, kondisi sosial masyarakat dan kondisi ekonomi masyarakat. Sehingga terdapat 4 faktor yang pembentuk kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Srengsem berdasarkan 4 kondisi yang ada. Adapun 4 faktor utama tersebut adalah kepemilikan lahan, pengelolaan persampahan, kepadatan penduduk, dan tingkat pendapatan. Sehingga 4 faktor utama tersebut merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kawasan permukiman kumuh kembali terbentuk di Kelurahan Srengsem.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2208100011

Keyword