(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Implementasi Building Information Modeling (BIM) dalam Jasa Konsultansi (Studi Kasus: Provinsi Lampung)


Sebagai negara berkembang, Indonesia melakukan pengembangan dalam berbagai macam sektor, termasuk sektor konstruksi. Industri konstruksi kemudian dikembangkan dengan membuat peraturan dengan standar internasional dan mendukung inovasi yang berkaitan dengan teknologi, salah satunya yaitu teknologi BIM. BIM (Building Information Modeling) adalah sebuah istilah industri yang mengacu pada penggunaan teknologi komputer selama siklus hidup proyek. Proses konstruksi yang membutuhkan waktu dan sistem yang panjang dapat terminimalisasi dengan adanya teknologi BIM, program-program komputer menjadi terintegrasi satu dengan yang lainnya. Oleh karena teknologi ini merupakan teknologi yang cukup baru di Indonesia, implementasi BIM masih terbatas pada kontraktor BUMN dan beberapa kontraktor swasta saja. Konsultan, sebagai salah satu bagian penting seharusnya melakukan implementasi BIM secara keseluruhan juga. Untuk memaksimalkan implementasinya diperlukan informasi mengenai seberapa jauh tingkat kematangan dari implementasi BIM di Indonesia saat ini. Permasalahannya adalah informasi ini baru ada di beberapa Provinsi dan beberapa jenis perusahaan saja di Indonesia. Maka penelitian ini bertujuan melengkapi informasi tersebut untuk memaksimalkan pemimplementasian BIM di Indonesia dengan berfokus pada perusahaan konsultan dalam bentuk maturity level dan faktor penghambat serta menunjukkan panduan dasar meningkatkan maturity level implementasi BIM dari sudut pandang konsultan dengan studi kasus di Provinsi Lampung. Metode penelitiannya dilakukan dengan melakukan analisis BIM maturity matrix, analisis faktor, dan analisis deskriptif (mean dan standar deviasi) dari hasil kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan level terbanyak adalah level 0 sebanyak 47,62%, kemudian level 1 sebanyak 38,1%, level 3 dan level 4 sebanyak 0%. Hal ini dapat terjadi karena faktor penghambat utama implementasi BIM, yaitu faktor kebiasaan kerja dengan sistem lama, faktor perubahan bisnis, dan faktor individu. Dari hasil ini, kemudian disimpulkan prinsip dasar implementasi BIM untuk mencapai tingkat kematangan BIM yang lebih tinggi dalam tiga fase, fase permulaan, fase pengembangan, dan fase pengawasan.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2207220004

Keyword