(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Perancangan Hotel Resort Kawasan Wisata Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Lampung


Proyek hotel resort ini berlokasi di kawasan wisata, kecamatan Teluk Betung Utara, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Tepatnya di wilayah Batu Putu dengan total luas lahan sebesar 14.444 m2. Proyek hotel resort berkapasitas 100 kamar tidur yang dapat memfasilitasi dan atau memenuhi kebutuhan tersebut. Total massa bangunan pada rancangan hotel resort ini adalah empat bangunan yang masing- masing memiliki fungsi yang berbeda-beda, mulai dari banquete hall, gym, spa, sauna, hingga restoran. Tak hanya itu, bangunan ini juga dilengkapi dengan fasilitas ruang luar seperti kolam renang rekreasi, kolam renang infinity, kolam refleksi, taman, area barbeque, lapangan tenis, serta camp ground. Kesemua fasilitas tersebut dapat digunakan baik oleh pengunjung menginap mau pun tidak menginap. Bangunan dengan total luas lantai sebesar 5822 m² ini menggunakan pendekatan konsep kontekstual dan neo- vernakular. Kontekstual artinya sesuai dengan konteks, atau dalam hal ini maksudnya adalah mengacu pada bangunan eksisting. Tujuannya untuk menciptakan karakter yang jelas dan kesatun dengan kondisi lingkungan serta langgam bangunan sekitar. Terdapat dua cara dalam mencapai kontekstual; yang pertamana adaptasi, yaitu mengadaptasi langgam bangunan sekitar seperti bentuk atap dan gubahan massanya, yang kedua modifikasi tetapi tetap kontekstual, yaitu mengadaptasi gaya bangunan eksisting pada hotel resort dengan modifikasi ide visual dari rumah adat Lampung, Nuwo Sesat. Lalu, selain berkaitan dengan kondisi eksisting, konsep kontekstual ini berkaitan pula dengan budaya sekitar, maka dari itu, proyek ini juga dirancang menggunakan pendekatan neo-vernakular. Konsep neo-vernakular bertujuan melestarikan unsur-unsur lokal/tradisional dan mengembangkannya menjadi suatu langgam yang modern. Ada pun upaya yang dilakukan untuk mengembalikan bentuk-bentuk tradisional adalah dengan mengadaptasi motif kain adat Saibatin serta tapis lereng-lereng pada beberapa ornamen seperti secondary skin dan railing. Selain itu, bangunan ini juga mengadaptasi bentuk atap salah satu anjungan kota/kabupaten provinsi Lampung dan bentuk atap rumah adat Lampung yaitu Nuwo Balak dan Nuwo Sesat. Kedua pendekatan tersebut diterapkan untuk menjawab beberapa permasalahan pada tapak seperti permasalahan mengenai kondisi geografis dan kondisi iklim.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2207060003

Keyword