View/Open

Author
Reni, Wijaya

Advisor
Dr. Tedi, Yudhistira, S.Si., M.Si
Izaina , Nurfitriana, S.Si., M.Sc

Koleksi
Teknik Geofisika

Publisher

ABSTRAK Tarutung merupakan daerah di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara yang menjadi daerah penelitian termasuk kedalam daerah rawan bencana gempa bumi. Hal ini dikarenakan keadaan geologis daerah yang dilalui oleh jalur patahan aktif yaitu patahan aktif Toru dan terdapat Sumatera Fault Zone (SFZ). Berkaitan dengan potensi bahaya kegempaan yang cukup tinggi di daerah penelitian, maka perlu dilakukan penentuan lokasi hiposenter gempa bumi. Penentuan lokasi titik hiposenter gempa bumi telah banyak dilakukan dan dikembangkan melalui berbagai macam teknik dan metode, salah satunya yaitu menggunakan metode double-difference. Metode ini merupakan salah satu metode relokasi hiposenter yang dikembangkan dari metode geiger dengan menggunakan data waktu tempuh residual dari dua hiposenter gempa yang berdekatan ke setiap stasiun seismograf pencatatnya. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data katalog gempa bumi di wilayah Tapanuli Utara periode Januari 2008 – November 2014 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang, Bengkulu. Gempa bumi yang berhasil terelokasi sebanyak 172 dari 180 event. Hasil relokasi dapat dilihat bahwa persebaran event gempa bumi setelah relokasi semakin rapat dan terlihat berkumpul membentuk suatu pola jika dibandingkan dengan sebelum direlokasi. Persebaran event gempa bumi paling banyak terpusat pada jalur-jalur patahan aktif atau Sesar Sumatera yang merupakan sesar aktif dan juga terlihat mendelineasi patahan tersebut. Kata kunci : Gempa bumi, double-difference, hypoDD, patahan. ABSTRACT Tarutung is an area in North Tapanuli Regency, North Sumatra Province which is the research area, including an earthquake-prone area. This is due to the geological conditions of the area traversed by the active fault line, namely the active Toru fault and the Sumatra Fault Zone (SFZ). Due to the high potential for seismic hazard in the study area, it is necessary to determine the location of the earthquake hypocenter. The location of earthquake hypocenter points has been widely carried out and developed through various techniques and methods, one of which is using the double-difference method. This method is one of the hypocenter relocation methods developed from the Geiger method by using residual travel time data from two adjacent earthquake hypocenters to each seismograph recording station. The data used is secondary data in the form of earthquake catalog data in the North Tapanuli region for the period January 2008 - November 2014 from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) Geophysics Station Class III Kepahiang, Bengkulu. 172 earthquakes out of 180 events were successfully relocated. The results of the relocation can be seen that the distribution of earthquake events after the relocation is closer and appears to have gathered to form a pattern when compared to before being relocated. The distribution of earthquake events is mostly concentrated on active fault lines or the Sumatran Fault which is an active fault and is also seen to delineate the fault. Keywords : Earthquake, double-difference, hypoDD, fault.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2206150021

Keyword