(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Disparitas Regional Antarkecamatan Di Kota Tangerang Selatan


Disparitas regional merupakan fenomena pembangunan yang ditandai dengan adanya perbedaan ekonomi antarwilayah (Bakri, et.al 2016). Bappeda Provinsi Banten menyatakan bahwa Kota Tangerang Selatan sebagai daerah otonom dan bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Jabodetabekpunjur mengalami disparitas regional yang tergolong tinggi (Noviar, 2021). Lokasi Kota Tangerang Selatan yang strategis membuat timbulnya pusat kegiatan berupa kawasan kota baru yang mendorong kegiatan ekonomi namun juga berdampak pada indikasi perubahan tata guna lahan yang masif. Triyanto, et.al (2019) menyebutkan perubahan tata guna lahan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya disparitas regional. Kendati demikian, pengaruh dari perubahan tata guna lahan terhadap terjadinya disparitas regional tersebut belum teridentifikasi di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap disparitas regional antarkecamatan di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015 dan 2019. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari instansi terkait yang berupa pendapatan daerah atau produk domestik regional bruto (PDRB), demografi dan tata guna lahan pada tiap kecamatan di Kota Tangerang Selatan dengan teknik analisis terdiri atas 3 (tiga) teknik analisis yakni, analisis disparitas regional, analisis spasial dan analisis statistik regresi linear berganda. Hasil analisis disparitas regional menunjukkan disparitas regional antarkecamatan di Kota Tangerang Selatan terdiri atas 3 (tiga) tingkat yakni tingkat disparitas rendah, tingkat disparitas menengah dan tingkat disparitas tinggi. Kemudian, hasil analisis perubahan tata guna lahan antarkecamatan pada tahun 2019 terbagi dalam 2 (dua), yakni perubahan tata guna lahan terbangun dengan total luasan 493,29 ha (84,75%) dan perubahan tata guna lahan non terbangun dengan total luasan 88,73 ha (15,25%) dari total 582,02 ha (100%) perubahan tata guna lahan secara keseluruhan. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa pengaruh perubahan tata guna lahan terbangun (X1) dan perubahan tata guna lahan non terbangun (X2) secara simultan maupun secara parsial adalah berpengaruh signifikan terhadap nilai disparitas regional (Y) yakni sebesar 86%, sedangkan 14% sisanya dipengaruhi variabel bebas lain yang tidak diteliti. Kata kunci: Disparitas regional, Perubahan tata guna lahan, Perubahan tata guna lahan terbangun, Perubahan tata guna lahan non terbangun, Regresi linear berganda

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2201100005

Keyword