STUDI LAND SUBSIDENCE MENGGUNAKAN DATA SUGAR DAN INACORS DI SUMATRA (STUDI KASUS : KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, SUMATERA SELATAN, BENGKULU, LAMPUNG)
Penurunan muka tanah didefinisikan sebagai penurunan tanah relatif terhadap
bidang referensi tertentu yang dianggap stabil. Penurunan muka tanah dapat terjadi
secara perlahan atau tiba-tiba. Peristiwa penurunan tanah dapat terjadi beberapa
sentimeter per tahun. Penelitian mengenai penurunan muka tanah di wilayah
Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung belum banyak
dilakukan. Pengamatan penurunan muka tanah pada tugas akhir ini menggunakan
metode GNSS. Penelitian ini didukung dengan data stasiun enam SuGAr tahun 2010-
2020 dan 23 stasiun InaCORS tahun 2018-2021. Data diolah dengan menggunakan
perangkat lunak online AUSPOS. Hasil pengolahan didapatkan stasiun yang
mengalami penurunan paling tinggi yaitu di stasiun SuGAr KRUI berdasarkan laju
penurunan muka tanah sebesar 0,267 cm/tahun dan berdasarkan kumulatif sebesar
0,900 cm dan stasiun InaCORS yang mengalami penurunan muka tanah paling tinggi
berdasarkan data laju penurunan muka tanah yaitu titik stasiun CKRI sebesar 4,060
cm/tahun dan berdasarkan data kumulatif sebesar 12,200 cm. Hal itu terjadi akibat
gempa bumi tektonik yang terjadi sepanjang tahun 2017-2020 dan juga akibat dari
pemukiman yang menyebabkan pengambilan air tanah yang cukup besar di wilayah
yang mengalami penurunan terbesar yaitu di bagian Selatan wilayah studi di titik
stasiun SuGAr KRUI berada di daerah Krui, Pesisir Barat, Lampung dan stasiun
InaCORS titik stasiun CKRI terletak di Kampung Jawa, Pesisir Tengah, Krui.
Kata Kunci : Land Subsidence, GNSS, AUSPOS, Kepulauan Bangka Belitung,
Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2108310003
Keyword