(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

STUDI LAND SUBSIDENCE MENGGUNAKAN DATA SUGAR DAN DATA INACORS DI SUMATRA (STUDI KASUS: SUMATRA BARAT, RIAU, DAN JAMBI)


Penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan perubahan bentuk (deformasi) permukaan tanah secara vertikal ke bawah dari suatu bidang referensi tinggi. Penurunan muka tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengambilan air tanah yang berlebihan, bukaan bawah tanah akibat aktivitas tambang, aktivitas tektonik, konsolidasi tanah serta beban berat diatas tanah yang berlebihan (overburden). Metode yang digunakan adalah survei GNSS. Data yang digunakan adalah data stasiun SuGAr tahun 2009-2019 dan data InaCORS tahun 2018-2020 di wilayah Sumatra Barat, Riau, dan Jambi. Data pengamatan diolah menggunakan scientific software GAMIT dan secara online melalui AUSPOS. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besar nilai penurunan muka tanah menggunakan data SuGAr tahun 2009-2019 dan data InaCORS tahun 2018-2020 di wilayah Sumatra Barat, Riau, dan Jambi. Hasil dari penelitian ini berdasarkan data SuGAr tahun 2009-2019 penurunan muka tanah rata-rata paling tinggi berada di wilayah Sumatra Barat (Bulasat, Pagai Selatan, Kep. Mentawai) pada titik BSAT sebesar 3,39 cm/tahun dan penurunan kumulatif paling tinggi berada di wilayah Sumatra Barat (Silabu, Pagai Utara, Kep. Mentawai) pada titik SLBU sebesar 35,2 cm. Berdasarkan data InaCORS tahun 2018-2020 nilai penurunan rata-rata paling tinggi adalah 4,23 cm/tahun dan penurunan kumulatif sebesar 12,7 cm pada titik CKTK di wilayah Jambi (Tanjung Jabung Barat). Laju penurunan muka tanah pada stasiun SuGAr adalah 0,009 – 3,39 cm/tahun dan laju penurunan muka tanah pada stasiun InaCORS adalah 0,03 – 4,23 cm/tahun. Kata Kunci : Land Subsidence, GNSS, AUSPOS, GAMIT, Sumatra Barat, Riau, Jambi

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2108220021

Keyword