IDENTIFIKASI STATUS DEFORESTASI MANGROVE DI INDONESIA BERDASARKAN METODE ANALISIS URBAN HOT SPOT DAN REMOTE SENSING ECOLOGICAL INDEX (RSEI)
Kawasan pesisir merupakan kawasan geografi yang menghubungkan laut
dan darat, dimana terjadi peningkatan aktivitas manusia dan hampir 60% populasi
dunia tinggal di wilayah pesisir dengan perubahan lingkungan yang berkaitan erat
pada kelangsungan hidup dan perkembangan manusia. Adanya peningkatan
aktivitas manusia secara terus-menerus menyebabkan laju pemanfaatan sumber
daya khususnya kawasan mangrove menjadi semakin meningkat sehingga
berakibat pada kerusakan ekosistem tersebut. Akibat adanya perubahan pada
penggunaan lahan perlu dilakukan identifikasi wilayah pesisir menggunakan
teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis untuk mendapatkan
informasi yang akurat tentang dinamika perkotaan pesisir sehingga dapat
mengungkap hubungan antara urbanisasi dengan konsekuensi lingkungannya.
Adapun permasalahan di Indonesia mengenai luas hutan mangrove yang terus
berkurang, dimana luas hutan mangrove telah mengalami penurunan 30 - 50%
karena pembangunan daerah pesisir, perluasan pembangunan tambak dan
penebangan yang berlebihan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis deforestasi mangrove
akibat peningkatan aktivitas di wilayah pesisir. Tujuan secara spesifik yaitu
menganalisis deforestasi mangrove tahun 2007 - 2016, menganalisis ekspansi
perkotaan pesisir pada wilayah mangrove yang terdeforestasi menggunakan
metode Emerging Hot Spot tahun 2007 - 2016, menganalisis perubahan Remote
Sensing Ecological Index (RSEI) pada wilayah mangrove terdeforestasi tahun
2007 - 2016, dan menganalisis uji korelasi terhadap luas penurunan RSEI
dengan deforestasi mangrove tahun 2007 – 2016. Deforestasi mangrove
merupakan pengolahan ketersediaan data dari Global Mangrove Watch (GWM)
tahun 2007 dan 2016. Metode emerging hot spot untuk memperoleh hasil klaster
tren kejadian, sedangkan metode RSEI untuk mengetahui kondisi ekosistem. Hasil
penelitian ini yaitu dimana deforestasi mangrove yang terjadi pada tahun 2007 -
2016 yaitu seluas 560.678,19 ha dengan wilayah dominan terjadi di Papua seluas
290.442,70 ha. Ekspansi perkotaan pesisir pada wilayah mangrove yang
terdeforestasi menggunakan emerging hot spot tahun 2007 - 2016 terjadi dua
kelas yaitu oscillating hot spot seluas 104,70 km2
yang mendominasi di wilayah
Sumatera Utara dan oscillating cold spot seluas 18,71 km2
yang mendominasi di
wilayah Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau. Terdapat empat kelas perubahan
RSEI pada wilayah mangrove terdeforestasi tahun 2007 - 2016 yang terjadi yaitu
penurunan tinggi, penurunan sedang, normal, dan peningkatan sedang. Kelas
paling dominan pada penurunan sedang seluas 4.384,66 km2
atau 84,9
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2106030059
Keyword