(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Rawan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Tanggamus


Berdasarkan data rekam kejadian tanah longsor dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Lampung telah terjadi tanah longsor di Kabupaten Tanggamus sebanyak 29 kali dengan korban jiwa 7 orang selama tahun 2008-2019. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Tanggamus rawan terjadi tanah longsor mengingat kondisi bentang alam berupa pegunungan dan perbukitan yang memungkinkan terjadinya tanah longsor. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah memetakan dan menghitung luas daerah rawan longsor di Kabupaten Tanggamus dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan metode skoring dan overlay. Parameter yang digunakan pada penelitian ini berupa kemiringan lereng, tutupan lahan, jenis batuan, jenis tanah dan curah hujan. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu daerah tidak rawan longsor seluas 9335,3718 Ha (3,23%) berada di daerah sekitar perbatasan Kabupaten Tanggamus dan pantai atau dataran yang berdekatan dengan laut, daerah kurang rawan longsor seluas 57176,1346 Ha (19,82%) berada hampir di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus, daerah rawan longsor seluas 160440,9364 Ha (55,60%) berada hampir di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tanggamus dan daerah sangat rawan longsor seluas 61712,718 Ha (21,39%) berada di Kecamatan Kelumbayan, Kecamatan Kelumbayan barat, Kecamatan Limau, Kecamatan Gisting, Kecamatan Kota Agung Timur, Kecamatan Air Naningan, Kecamatan Ulubelu, Kecamatan Bulok, Kecamatan Pematang Sawah dan Kecamatan Cukuh Balak. Kata kunci : Tanggamus, Tanah Longsor, Rawan

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2009140080

Keyword