(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS MODEL DUA DIMENSI (2D) DAN TIGA DIMENSI (3D) MENGGUNAKAN TOTAL STATION (STUDI KASUS GEDUNG B KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA)


Kerangka dasar merupakan syarat mutlak dalam pemetaan, pengukuran kerangka dasar dapat bereferensi pada Standar Nasional Indonesia dari Jaring Kontrol Horizontal (JKH) maupun Jaring Kontrol Vertikal (JKV) metode sipat datar. Metode pengolahan data yang digunakan pada Kerangka Dasar Horizontal (KDH) ialah metode bowdicth dan pada Kerangka Dasar Vertikal (KDV) ialah pengolahan kantor. Pengukuran detail situasi dilakukan pada objek pojok atau siku gedung yang diamati dari beberapa titik kerangka dasar, dan diolah menggunakan metoda tacheometri diperoleh koordinat 3D. Titik detail situasi yang diperoleh merupakan dasar untuk pengembangan ke model dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D), model ini dapat dianalisis terhadap data As-built drawing dan kaidah Level of Detail (LoD). Hasil dari penelitian ini menunjukan tinggat ketelitian kerangka dasar, pada KDH diperoleh kesalahan sudut sebesar 22 detik, dengan syarat kurang dari satu sama dengan 24,5 detik sedangkan pada KDV diperoleh kesalahan pergi pulang sebesar 5 mm kurang dari syarat kesalahan 11 mm. Pemodelan 2D dilakukan perbandingan dengan data as-built drawing diperoleh perbandingan jarak rata-rata 50 cm, minimum 1 cm, dan maksimum 274 cm. Pemodelan 3D menghasilkan bentuk sebagian eksterior luar gedung, sehingga dapat dikatakan sebagai level of detail (LoD) 2.

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2009110021

Keyword