(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS SPASIAL SEBARAN DAERAH RAWAN LONGSOR UNTUK MENENTUKAN ARAHAN MITIGASI (STUDI KASUS : KOTA BANDAR LAMPUNG)


Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Pada 10 tahun terakhir (2009-2018) di Kota Bandar Lampung telah terjadi 25 bencana alam menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang sering terkena bencana salah satunya bencana longsor. Untuk mengurangi dampak akibat terjadinya bencana longsor, maka diperlukan sebuah pemetaan daerah rawan longsor. Kota Bandar Lampung dengan tingkat rawan longsor rendah seluas 8091.50 Ha, tingkat rawan longsor sedang seluas 5986.76 Ha dan tingkat rawan longsor tinggi seluas 3926.60 Ha. Kecamatan Tanjung Senang merupakan kecamatan yang memiliki areal penyebaran kelas kerawanan longsor rendah terluas yaitu sebesar 902.28 Ha. Kerawanan longsor sedang terluas berada di Kemiling seluas 1078.47 Ha dan Sukabumi adalah daerah penyebaran kelas kerawanan longsor tinggi terluas sebesar 1260.02 Ha. Arahan mitigasi bencana longsor di Kota Bandar Lampung unruk daerah rawan longsor sedang dan tinggi dapat dilakukan dengan dua teknik yang mengacu pada PERMENTAN 47-2006 yaitu (1) Teknik vegetasi yaitu penanaman tanaman tahunan, penanaman rumput dan membiarkan semak pada lereng (2) Teknik sipil dilakukan dengan pembuatan bangunan yang tahan longsor, sistem terasering dan drainase yang tepat pada lereng. Kata kunci: SIG, Analisis Spasial, Longsor, Mitigasi

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2007100007

Keyword